Pemkot Solo Tarik Buku SD yang Sebut Yerusalem Ibu Kota Israel

Informasi ini mencuat di tengah pengakuan Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Presiden AS Donald Trump yang memicu kontroversi.

oleh Mevi Linawati diperbarui 14 Des 2017, 07:59 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 07:59 WIB

Liputan6.com, Solo - Puluhan orang dari Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) mendatangi kantor penerbit Yudistira di Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 13 Desember 2017. Kedatangan mereka didampingi sejumlah anggota TNI, anggota Polresta Solo, serta Linmas Kelurahan Sumber.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Kamis (14/12/2017), LUIS mengadukan temuan terkait penulisan Yerusalem sebagai ibu kota Israel di sebuah buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Jilid 6A pada halaman 56 tentang negara-negara di benua Asia.

Di buku tersebut dituliskan, 18 negara di Asia berikut dengan ibu kotanya. Namun pada kolom Asia Barat, ibu kota Israel ditulis Yerusalem, sementara ibu kota Palestina tidak tuliskan alias kosong.

Kekeliruan ini dikhawatirkan membuat siswa salah memahami bahwa Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan bukan Tel Aviv. Apalagi, buku tersebut telah diterbitkan sejak 2006.

Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Pendidikan pun langsung bereaksi terkait temuan ini. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati, surat edaran pelarangan dan penarikan buku ini telah disebarkan kepada seluruh kepala SD negeri dan swasta se-Kota Surakarta.

Informasi ini mencuat di tengah pengakuan Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memicu kontroversi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya