Lapas High Risk Nusakambangan Bisa Lemahkan Jaringan Teroris?

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengunjungi lapas super maximum security di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Des 2017, 06:46 WIB
Diterbitkan 23 Des 2017, 06:46 WIB
Panglima dan Kapolri Saat Naik Sukhoi
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengepalkan tangan di atas pesawat Sukhoi sebelum lepas landas di landasan pacu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (20/12). (Liputan6.com/Pool/Agus)

Liputan6.com, Cilacap - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengunjungi lapas super maximum security di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly dan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Arman Depari.

Tito mengatakan lembaga pemasyarakatan (lapas) high risk di Nusakambangan, diperuntukkan untuk terpidana teroris yang merupakan jantung dari jaringan terorisme.

"Saya lihat fasilitas di sini. Saya pikir kalau dijalankan betul bisa jadi super maximum security ini bisa jadi high risk prisoner dan ini kita butuhkan untuk menempatkan kasus terorisme untuk jantung jaringan," kata Tito usai melakukan kunjungan ke Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jumat 22 Desember 2017.

Menurut dia, lapas super maximum security di Nusakambangan ini berguna untuk memutuskan hubungan pentolan teroris dengan jaringannya. Strategi ini, dia percaya efektif untuk melemahkan jaringan terorisme.

"Di sini yang ditempatkan adalah inti, mereka yang merupakan jantung jaringan. Ketika mereka ingin melemahkan jaringan itu, jantung inilah yang akan kita ambil, jantung inilah dipindahkan di maximum security prisoner supaya tidak memiliki hubungan dunia luar," kata Tito seperti dilansir Antara.

 

Masih Manusiawi

Ilustrasi Tangkap Teroris 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tangkap Teroris 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Namun, lanjut dia, lapas high risk di Nusakambangan masih manusiawi. Sebab, masih ada kesempatan bagi narapidana untuk bertemu keluarga. Meski, hanya keluarga inti seperti istri, suami dan anak.

"Saya pikir bagus sekali tinggal manajemen personelnya, tadi pak menteri diskusi salah satunya tempat ini jadi 'test case' untuk yang baru baru ingin naik promosi naiknya disini. Kalau di polisi kita taruh di daerah konflik. Mungkin ada faktor lain ini disini saya sarankan dikasih tunjangan kinerja," kata Kapolri.

 

Reuni Kapolri dan Napi Terorisme

Kapolri Tito Karnavian Serahkan Dua Helikopter Bell 429 IGW
Kapolri Jenderal Tito Karnavian berpose di dalam helikopter jenis Bell 429 IGW usai menghadiri HUT Korpolairud ke-67, Tangerang, Selasa (5/11). Penyerahan dua helikopter tersebut untuk menambah kekuatan polisi udara. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saat meninjau Lapas Pasir Putih, Kapolri Tito bertemu dengan salah satu narapidana Iwan Rois yang ditangkapnya pada 2004. Saat itu, Tito masih menjabat sebagai Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

"Terkait kasus peledakan Kedutaan Besar Australia, kita tangkap hidup-hidup di belakang IPB Bogor. Saat ditangkap dalam ransel ada bom dan senjata api," kata Tito.

"Dia bilang ini nostalgia tapi beda nasib," lanjut Tito.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya