3 Gaya Jokowi yang Dinilai Mengubah Tradisi Istana

Ketua DPR Setya Novanto menilai gaya komunikasi politik Jokowi menjadi tradisi baru di kalangan Istana.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mar 2018, 09:02 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2018, 09:02 WIB
Presiden Jokowi Buka Raker Kemendag 2018 di Istana Negara
Presiden Joko Widodo memberi sambutan saat rapat kerja Kemendag 2018 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1). Dalam Sambutannya Jokowi meminta agar perdagangan Indonesia harus bisa bersaing dan tembus pasar international. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR menilai gaya komunikasi Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tampil apa adanya menjadikan masyarakat atau media selalu tertarik memberitakan sosoknya. Sosok nilah yang dipandang Bambang Soesatyo sebagai kekuatan utama Jokowi.

Saat menghadiri peluncuran buku "Komunikasi Politik Jokowi" di Gedung DPR, Jakarta, Bamsoet -panggilannya- mengaku kagum dengan gaya komunikasi politik Presiden Joko Widodo.

Ia menilai Jokowi sangat piawai dalam menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal. Komunikasi yang dibangun menggunakan bahasa sederhana dan merakyat, sehingga mereka lebih memahami pesan-pesan disampaikan.

“Figur Presiden Jokowi yang apa adanya dan gaya bahasanya yang sederhana, justru menjadi perhatian masyarakat dan media massa untuk selalu memberitakan keunikannya,” kata Bamsoet dalam keterangan yang diterima, Minggu (11/3/2018).

Mantan Ketua Komisi III ini bahkan menilai gaya komunikasi politik Jokowi menjadi tradisi baru di kalangan istana. Tradisi itu disebutnya berhasil meruntuhkan sifat kesakralan istana yang dipandang sebelumnya sangat kaku, formal, dan penuh protokoler.

Presiden Jokowi, kata Bamsoet, mempunyai banyak jurus komunikasi politik. Di antaranya tiga, yaitu politik meja makan, ngeteh di beranda istana, mengenakan sarung sebagai lambang kaum santri.

"Ini adalah beberapa kepiawaian Presiden dalam membangun persepsi publik. Gaya komunikasi politik seperti itu berhasil mengubah persepsi istana yang selalu digambarkan penuh formalitas dan protokoler," papar Bamsoet.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Komunikasi Santun

Presiden Jokowi Pimpin Ratas Persiapan Natal dan Tahun Baru
Presiden Joko Widodo berisap mengikuti rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/12). Dalam ratas tersebut Jokowi membahas persiapan Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Demikian pula ketika memecahkan persoalan, Jokowi menurut Bamsoet cenderung lebih memilih gaya komunisi politik yang halus dan santun. Presiden Jokowi jarang menyanggah atau menjawab tudingan politik yang menyerangnya dengan perkataan, namun menjawab dengan komunikasi nonverbal.

“Ketika mendapat serangan keras saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dihalangi Paspampres saat ingin turun mendampingi Jokowi saat penyerahan Piala Presiden 2018 kepada Persija, Jokowi tidak banyak berkomentar. Cukup Jokowi mengajak Pak Anies duduk satu mobil, selesai. Inilah cara-cara komunikasi politik yang efektif," ungkap Bamsoet.

Hal lain yang menjadi khas Presiden Jokowi, diutarakan Bamsoet adalah kebiasaannya menggunakan media sosial. Melalui vlog, twitter, instagram, maupun instrumen media sosial lainnnya, Jokowi menyampaikan pesan tentang aktivitas keseharian seperti kebanyakan orang.

"Masyarakat jadi tahu bagaimana kesehariaan Presiden Jokowi di luar tugas kenegaraan," ujar Bamsoet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya