Kapolri: Teroris di Poso Kurang dari 10 Orang Lagi

Meski masih ada teroris di Poso, dia mengatakan personel dalam Operasi Tinombala telah dikurangi jumlahnya. Pengurangan itu disesuaikan jumlah teroris yang masih beraksi.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mar 2018, 13:48 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2018, 13:48 WIB
Penanggulangan Antiteror
Polisi antiteror Indonesia mengambil bagian dalam latihan penanggulangan teror di Pelabuhan Benoa, Bali, (8/3). Simulasi penanggulangan teror ini untuk memastikan pelaksanaan prosedur standar penanganan terorisme. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan operasi memburu terorisme di Poso, Sulawesi Tengah, masih terus berlanjut. Sebab, kata dia, terorisme di daerah tersebut masih ada, meski pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah telah tewas lewat Operasi Tinombala.

"Operasi penanganan terorisme masih kita lakukan di Poso, Operasi Tinombala, karena masih ada kurang dari 10 orang lagi yang masih melakukan aksi di sana. Dan ini operasi belum kita cabut," kata Tito dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Meski masih ada teroris di Poso, dia mengatakan personel dalam Operasi Tinombala telah dikurangi jumlahnya. Pengurangan itu disesuaikan jumlah teroris yang masih beraksi.

"Anggotanya kita kurangi, sesuai jumlah sasaran atau pelaku yang ada di sana," ungkapnya.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Operasi Tinombala

Operasi Tinombala memburu kelompok teroris Santoso di Indonesia Timur, Poso. Operasi itu berlangsung sejak tahun 2016. Pimpinan teroris Santoso tewas ditembak pada Juli 2016 lalu. Sebelumnya, Tito juga mengatakan terdapat beberapa pengikut Santoso masih bergerilya.

Salah satunya adalah kelompok Ali Kalora alias Ali Ahmad, dan kelompok Basri alias Bagong alias Bang Ayas alias Opa.

"Ada Ali Kalora satu lagi, saya mengenal betul jaringan itu dari tahun 2005, saya operasi di sana," Kapolri Jenderal Tito Karnavian, di Istana Negara, Senin (18/7/2016) lalu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya