Idrus Marham: Ada Elite Pesimistis, Sebut Indonesia Bubar di 2030

Menteri Sosial Idrus Marham sindir pidato Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia akan bubar pada 2030.

oleh Anendya Niervana diperbarui 22 Mar 2018, 19:36 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2018, 19:36 WIB
BNPT Pertemukan Ratusan Mantan Napi Teroris dengan Korban
Menaker Hanif Dakiri dan Mensos Idrus Marham dalam silaturahmi mantan napi dengan korban terorisme di Jakarta, Rabu (28/2). Acara bertema 'Silaturahmi Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Satukan NKRI)'. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Idrus Marham sindir pidato Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia akan bubar pada 2030.

"Ada polemik-polemik di kalangan elite yang sangat pesimis. Ada yang meramalkan 2030 Indonesia bubar," tutur Idrus saat sambutan pelepasan pendamping profesional Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta Pusat, Kamis (22/3/2018).

Idrus juga menyampaikan bahwa elite yang tak lain adalah Prabowo itu menyebut jika pemerintah tidak produktif bahkan 'ngibul' atau bohong. Namun, Idrus menampik semua ramalan tersebut.

Menurutnya, kegiatan mengirim pendamping profesional KAT untuk mengabdi di daerah-daerah terpencil di Indonesia adalah bukti kerja pemerintah.

Selain itu, para pendamping yang memiliki daya juang dan pemahaman ideologi kebangsan yang baik ini dinilai Idrus sebagai jaminan masa depan Indonesia.

"Pelepasan hari ini adalah momentum kepada mereka yang pesimis tentang masa depan Indonesia bahwa anda jangan pesimis," tutur Idrus.

Menurut politikus Golkar ini, Indonesia akan tetap jaya sampai kapan pun. "Siapa pun yang pesimis dan memprediksikan 2030 Indonesia bubar, saudara-saudara akan menjawab bahwa itu tidak (akan terjadi). Kami masih ada," ucapnya yang disambut tepuk tangan audiens.

Bersikap Positif

Idrus justru mengingatkan agar semua kalangan bersikap produktif dengan tidak melontarkan kata-kata yang tidak mencerminkan karakter bangsa. Dia meminta pernyataan saling sindir antarelite pemerintahan dihentikan.

"Hentikanlah itu balas pantun yang ada karena tidak produktif. Kalau mau produktif mari berkarya membangun bangsa," pesan mantan Sekjen Golkar ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya