Kesaksian Dian yang Bersihkan Senjata Teroris Bom Thamrin

Dian adalah orang yang membersihkan senjata yang dipakai Muhammad Ali, salah satu pelaku bom Thamrin.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 27 Mar 2018, 15:56 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 15:56 WIB
Sidang Lanjutan Terdakwa Bom Thamrin
Terpidana kasus pelemparan bom molotov ke Gereja Oikumene, Samarinda, Joko Sugito disumpah sebelum memberikan keterangan pada sidang lanjutan terdakwa bom Thamrin, Aman Abdurrachman di PN Jakarta Selatan, Selasa (27/3). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Terdakwa kasus bom Thamrin, Oman Rochman alias Aman Abdurrahman kembali menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (27/3). Dalam persidangan kali ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan Dian Priatna saksi Indra Prasetyo.

Dian adalah orang yang membersihkan senjata yang dipakai Muhammad Ali, salah satu pelaku bom Thamrin.

Dian menjelaskan, Oktober 2015 diminta datang ke rumah Muhammad Ali untuk membersihkan senjata api. Senjata api itu didapat dari Iwan Dharmawan Mutho alias Rois salah satu pengikut Aman Abdurrahman.

Saat itu, Ketua Hakim, Akhmat Jaini lantas menanyakan alasan senjata itu dibersihkan.

"Kenapa dibersihkan?" tanya Akhmat

"Senjatanya kotor," ucap Dian.

"Kok kotor?" tanya Hakim lagi

"Sepertinya sudah lama tertanam," jawab Dian.

 

Sempat Coba Pistol

Sidang Lanjutan Terdakwa Bom Thamrin
Terdakwa kasus bom Thamrin, Aman Abdurrachman menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (27/3). Sidang menghadirkan tiga orang saksi, salah satunya terpidana kasus bom Samarinda, Joko Sugito. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dian mengaku membersihkan senjata itu menggunakan besi penghilang karat. Dian pun sempat mencoba pistol itu. "Masih berfungsi," ujar dia

Hakim pun kembali bertanya "Pada saat membersihkan ada peluru," tanya Hakim.

"Ada dua boks masih pada aktif," ungkap Dian.

Dia mengaku awalnya tidak mengetahui senjata api yang dibersihkannya itu digunakan untuk teror bom Thamrin. Menurut dia, saat itu M. Ali hanya memberitahu bahwa akan digunakan untuk pelatihan di Malang. Namun, pada saat pelatihan kenyataan hanya teori saja. Tanpa menggunakan senjata.

"Ada sekitar 20 orang yang ikut. Salah satunya M. Ali," ujar dia.

"Saya sendiri bertugas pemberi materi," dia menambahkan.

Belakangan baru diketahui bahwa senjata digunakan untuk aksi Bom Thamrin. "Dikasih tahu sama Densus," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya