Badan Bahasa Mutakhirkan KBBI Daring Pertama Kali

Setiap bulan April dan juga November, upaya untuk memutakhirkan jumlah kata atau lema baru ke dalam KBBI terus digencarkan oleh Badan Bahasa.

oleh Reza Deni Saputra diperbarui 10 Apr 2018, 08:18 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2018, 08:18 WIB
Lokakarya Pemutakhiran KBBI oleh Badan Bahas (Foto: Dokumentasi Humas Badan Bahasa)
Suasana Lokakarya Pemutakhiran KBBI saat Ketua Badan Bahasa, Prof. Dr. Dadang Sunendar saat menyampaikan pemaparannya

Liputan6.com, Jakarta Selama dua kali dalam satu tahun, Badan Bahasa melakukan pemutakhiran Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Untuk tahun ini, KBBI edisi kelimalah yang dimutakhirkan. Setiap bulan April dan juga November, upaya untuk memutakhirkan jumlah kata atau lema baru ke dalam KBBI terus digencarkan oleh lembaga di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Terhitung tanggal 2 April 2018 lalu, ada 1000 kata atau lema baru yang sudah masuk ke dalam KBBI daring. "Ini merupakan pertama kali kami memutakhirkan KBBI daring, karena KBBI daring baru ada sejak KBBI kelima ada," ucap Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum, Kepala Badan Bahasa, dalam acara Lokakarya Pemutakhiran KBBI, Senin (9/4/2018).

Ia menjelaskan di era digital seperti sekarang ini, masyarakat dimudahkan dalam mengakses KBBI lewat KBBI daring guna keperluan akademisi atau sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang tepat. Aplikasi KBBI daring, seperti dikatakan olehnya, dikembangkan juga untuk mengundang masyarakat agar berpatisipasi dalam pengembangan kosakata bahasa Indonesia.

"Tanggal 6 April, yaitu hari Jumat lalu, entri KBBI daring mencapai 127.775. Sementara, jumlah pencariannya mencapai 15.711.026," ujarnya. "Statistik tersebut bisa terus bertambah. Namun, kami masih belum tahu apakah 15 juta yang melakukan pencarian merupakan orang yang sama atau berbeda, karena angka tersebut tidak merujuk pada satu pengguna."

Selain itu, sejak tahun 2015 hingga April 2018, jumlah kata atau lema yang ada di KBBI terus mengalami kenaikan. Pada 2015, ada sebanyak 90 ribu lema. Kemudian pada 2016 ada 108 ribu lema. Pada tahun 2017, jumlahnya sebanyak 110 ribu lema. Terakhir, yakni 2018, lema yang sudah ada meningkat menjadi 109.213 lema. Bahkan, Badan Bahasa memasang target pada 2019 nanti agar lema yang sudah dimutakhirkan di KBBI mencapai  114 ribu lema.

Tak lupa, mantan Wakil Rektor Universitas Pendidikan Indonesia itu menyatakan rasa terima kasihnya kepada media massa yang telah menyosialisasikan bahasa Indonesia kepada masyarakat luas. "Kami terbantu dengan adanya rekan-rekan dari media massa," ujarnya.

Salah satu yang dikatakannya antara lain, bagaimana masyarakat dapat terbiasa membaca berita dan informasi yang menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia.

 

 

KBBI Daring Memudahkan Kerja Editor

Kepala Badan Bahasa, Prof. Dr. Dadang Sunendar dalam Lokakarya Pemutakhiran KBBI Edisi Kelima (Foto: Dokumentasi Humas Badan Bahasa)
Kepala Badan Bahasa, Prof. Dr. Dadang Sunendar dalam Lokakarya Pemutakhiran KBBI Edisi Kelima (Foto: Dokumentasi Humas Badan Bahasa)

Asep Rahmat Hidayat, editor KBBI, mengatakan bahwa sekarang kerja editor KBBI juga dimudahkan dengan adanya KBBI daring. Itu karena pengguna atau penutur bahasa Indonesia, siapa pun itu, dapat ikut serta dalam pemutakhiran KBBI. "Sekarang para pengusul kata baru tersebut bisa ikut langsung menjadi editor dalam KBBI daring," ujarnya.

Dipaparkan olehnya, dalam grup percakapan atau media sosial, KBBI diperbincangkan: diapresiasi dan dipertanyakan. Maka itu, dirinya juga mengusulkan agar KBBI daring memiliki fasilitas dialog antara pengguna dan penyusun.

"Ya semacam pengguna bertanya, penyusun menjawab," pungkas Asep.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya