Polda Metro: 2 Anak Meninggal Bukan Korban Bagi-Bagi Sembako di Monas

Acara bagi-bagi sembako di Monas belakangan bermasalah karena tidak sesuai dengan perizinan.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mei 2018, 12:05 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2018, 12:05 WIB
Ada Acara Bagi-Bagi Sembako, Monas Dibanjiri Warga
Warga menukarkan kuponnya saat mengikuti acara "Untukmu Indonesia" di lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4). Menurut panitia kegiatan pembagian sembako tersebut tidak melanggar aturan karena tidak melakukan aktivitas jual-beli.(Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya memastikan dua anak yang meninggal dunia di Monas, Sabtu 28 April, bukan peserta acara bagi-bagi sembako yang dilaksanakan Forum Untukmu Indonesia (FUI). Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan, dirinya mendapat laporan ada dua orang yang meninggal dunia dalam kegaiatan itu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menyampaikan isu yang menyatakan dua anak ini meninggal karena mengantri sembako keliru. "Tidak benar," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (1/5/2018)

Ia menambahkan anak ini ditemukan di luar pagar atau area Monas dan tidak dalam keadaan sedang mengantri pembagian sembako. "Kita temukan di luar pagar tergeletak," kata Argo.

"Kita temukan tidak mengantri," tambahnya.

Polisi mendapat laporan pada 28 April sekitar pukul 15.00, ada anak laki-laki berumur 13 tahun pingsan di luar area Monas atau di seberang Mabes Angkatan Darat. Anak ini kemudian dibawa Satpol PP ke RS Tarakan.

"Setelah dicek di RS Tarakan masih hidup. Kemudian beberapa menit kemudian korban meninggal dunia," jelasnya.

Penyebab Meninggal

Ada Acara Bagi-Bagi Sembako, Monas Dibanjiri Warga
Suasana saat warga antre untuk mendapatkan sembako gratis dalam acara "Untukmu Indonesia" di lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4). Selain itu acara juga dimeriahkan dengan doa lintas agama, dan pembagian sembako. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Argo menambahkan anak tersebut meninggal karena suhu badan yang tinggi dan kekurangan cairan atau dehidrasi.

Seorang anak lainnya yang meninggal dunia berumur 11 tahun. Ia meninggal dunia di RS Tarakan pada Minggu (29 April 2018) pada pukul 05.00 WIB.

"Setelah kita tanya dokter yang jaga, yang bersangkutan kekurangan cairan atau dehidrasi dan suhu badan tinggi. Menurut keterangan orang tua korban, korban ada keterbelakanagan mental," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya