Republik Cyber Projo Apresiasi Aksi Cepat Polisi Tangani Kasus Intimidasi di CFD

Republik Cyber Projo sangat menyayangkan kejadian intimidasi di CFD pekan lalu. Namun menurut relawan #2019GantiPresiden, kejadian itu merupakan risiko.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 05 Mei 2018, 18:40 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2018, 18:40 WIB
Republik Cyber Projo  dan Relawan #2019GantiPresiden.
Republik Cyber Projo dan Relawan #2019GantiPresiden. (Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi sekelompok orang yang mengintimidasi seorang ibu dan anaknya, yang memakai kaus #DiaSibukKerja saat Car Free Day, Minggu 29 April lalu, masih menjadi sorotan.

Presiden Republik Cyber Projo Nur Sukarno mengatakan, sangat menyayangkan kejadian itu. Namun, dia mengapresiasi tindakan polisi yang cepat mengusut kasus ini.

"Saya menyesalkan ada itimidasi. Tapi ada berita, polisi sudah memeriksa terduga pelaku intimidasi, sudah diperiksa. Saya berterimakasih polisi sudah merespons laporan," ucap Nur dalam diskusi Polemik MNC Trijaya, 'Politik Tagar, Bikin Gempar' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2018).

Sementara Relawan #2019GantiPresiden, Mustofa Narhawardaya, menyebut kejadian itu sebagai sesuatu yang wajar, bukan termasuk dalam katergori intimidasi.

"Kalau di Car Free Day (CFD) ada semacam intimidasi, bagi saya bukan," kata Mustofa.

Dia menjelaskan, korban yakni Susi Ferawati harusnya memahami sedang berkumpul orang-orang yang memakai kaos #2019GantiPresiden.

"Orang yang terjun di tempat itu harus tahu risikonya," ujar dia.

Dia melanjutkan, "jadi kalau koordinator pakai kaus seperti ini modal nekat nyebur ke lawannya, ya jangan lebay berteriak kami jadi korban (intimidasi). Karena itu risikonya," tukas Mustofa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Korban Diteror

Susi Ferawati melaporkan intimidasi yang diterimanya di CFD (Ronald/Merdeka.com)
Susi Ferawati melaporkan intimidasi yang diterimanya di CFD (Ronald/Merdeka.com)

Sementara korban intimidasi di car free day, Susi Ferawati, mengaku mendapat banyak teror melalui media sosial. Dia mengaku dicecar terkait tuduhan-tuduhan rekayasa peristiwa yang menimpanya.

"Disangka rekayasa, dibilang itu bukan anak saya, karena ada perbedaan nama anak, kalau ada pertanyaan itu anaknya nama siapa bener enggak, saya jawab tanya aja ke yang pembuat video, saya kan bukan yang buat dan viralkan video gitu, tanya aja ke pembuat video, saya kan enggak tahu," ucapnya di Mapolda Metro Jaya, Jumat 4 Mei 2018.

Susi membantah tuduhan mengenal pelaku intimidasi seperti yang dituduhkan di media sosial, lantaran mengenakan gelang serupa. Dia mengaku ketika itu hanya dengan rombongannya melintas di CFD. Termasuk ditemani rekannya bernama, Siti Taruma, yang menjadi saksi fakta dalam pelaporannya ke Polda Metro Jaya.

"Nggak kenal. Saya hanya pergi berlima sama mereka. Saya benar-benar hanya pergi berlima. Kemana-mana saya berlima," ucapnya.

Dia juga bercerita, tidak ada itikad baik dan permintaan maaf oleh pihak yang membela relawan ganti presiden. Malah, dia diteror terkait tuduhan gelang tersebut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya