Negara Berkembang Pelajari Program Dana Desa dan Prukades di Indonesia

Program dana desa dan produk unggulan kawasan pedesaan (Prukades) karena dinilai dapat mengurangi angka kemiskinan.

oleh Muhammad Ali diperbarui 09 Mei 2018, 03:26 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2018, 03:26 WIB
Mendes Eko
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Sedikitnya 17 negara berkembang dari negara-negara Asia Pasifik telah membentuk tim yang dikirim ke Indonesia untuk mengamati dan mempelajari program dana desa dan produk unggulan kawasan pedesaan (Prukades) karena dinilai dapat mengurangi angka kemiskinan.

Hal itu disampaikan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo kepada wartawan disela-sela kunjungan kerja di Bali, Selasa (7/5/2018).

Menteri Eko menyampaikan bahwa program dana desa adalah yang pertama di dunia dan memiliki pendekatan berbeda dari negara-negara berkembang, dana desa yang dikucurkan dari pemerintah pusat bukan hanya untuk mengelola administrasi pemerintahan saja.

"Pemerintah pusat memberikan dana yang cukup besar kepada desa bukan hanya untuk mengelola administrasi pemerintahannya saja. Tapi juga untuk mengelola keuangan dan pemberdayaan ekonomi di desa," kata dia dalam keterangannya.

Untuk model prukades, Mendes PDTT menyampaikan bahwa model prukades ini pemerintah pusat mengarahkan agar desa dapat membentuk suatu kluster ekonomi nantinya akan melibatkan semua pemangku kepentingan di desa yakni masyarakat, pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan perbankan.

"Jadi model ini baru, pendekatannya melibatkan semua stakeholder. Jadi lembaga internasional dan negara berkembang lain saat ini sedang mengamati dan akan mengirim timnya ke Indonesia untuk mempejari lebih lanjut supaya bisa diterapkan di negara-negara mereka masing-masing," kata Mendes Eko.

Di antara 17 negara di Asia Pasifik sudah mengirim timnya adalah Malaysia. Delegeasi Malaysia datang ke Indonesia untuk mempelajari prukades dan dana desa.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya