Jimly: Kemenangan Mahathir di Malaysia Tak Bisa Diterapkan di Indonesia

Jimly menuturkan, ada yang harus dipuji dari kejadian di Malaysia. Tapi ada yang harus direnungkan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 21 Mei 2018, 20:28 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2018, 20:28 WIB
PHOTO: Bahas Isu Sentimen Sara dengan Mengajak Dialog Bersama Antar Etnis dan Agama
Tokoh Nasional Jimly Assidiqqi, menjadi pembicara dalam seminar Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Prospek Indonesia 2018 di Jakarta, Sabtu (16/12). Seminar membahas berbagai persoalan bangsa antara lain isu sentimen SARA. (Liputan6.com/Iwan)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengatakan, Malaysia baru saja melakukan reformasi yang sudah 20 tahun dilakukan oleh Indonesia.

Hal itu disampaikan Jimly dalam acara Sarasehan Nasional Keluarga Bangsa ICMI dengan tema Refleksi 20 Tahun Reformasi di Hotel Grand Sahid, Indonesia, Jakarta. Dia mengingatkan, apa yang terjadi di negeri Jiran tersebut tak bisa diterapkan di Indonesia.

"Mari kita belajar bahwa negeri di Indonesia itu adalah negeri yang berbeda. Maka, jangan seakan-akan yang terjadi di Malaysia mau kita terapkan di sini. Apa yang diterapkan di sini itu inspiring buat orang Malaysia," ucap Jimly, Senin (21/5/2018).

Dia menuturkan, ada yang harus dipuji dari kejadian Malaysia. Tapi ada yang harus direnungkan.

"Regenerasi di Malaysia itu terhenti 20 tahun. Mundur ke belakang. Pak Mahathir menjadi Perdana Menteri tertua sepanjang sejarah. Pak Anwar (Anwar Ibrahim) usianya 70 tahun sekian. Karena itu apa yang di Indonesia, transformasi dan regenerasinya berjalan sangat lancar," jelas Jimly.

Dia pun berharap, ke depannya bangsa Indonesia terus menghasilkan regenerasi pemimpin yang baik. Dan tak mundur lagi ke belakang.

"Alhamdullilah generasi zaman sekarang adalah generasi yang baru. Mudah-mudahan ke depan ini terus maju ke depan dan tidak mundur ke belakang," tukas Jimly.

Dalam acara itu, turut hadir Presiden ketiga RI BJ Habibie, Menko PMK Puan Maharani, Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Yenny Wahid.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya