Cerita Aji Sandi, Tinggalkan Keluarga Saat Lebaran demi Jaga Palang Kereta

Sejak pertama bekerja sebagai PJL, laki-laki asli Kota Banjar, Jawa Barat, ini tidak pernah merasakan Lebaran bersama keluarga.

oleh Ika Defianti diperbarui 17 Jun 2018, 07:06 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2018, 07:06 WIB
Ika Defianti/Liputan6.com
Sudah 4,5 tahun Aji Sandi Nurfauzi jadi petugas perlintasan kereta.

Liputan6.com, Jakarta Lebaran merupakan momentum berkumpul sanak keluarga di rumah. Bahkan, tradisi mudik atau pulang kampung juga dilakukan oleh mereka yang merantau di luar kota.

Namun, hal itu tak dirasakan Aji Sandi Nurfauzi yang bekerja sebagai Penjaga Jalur Lintasan (PJL) kereta api di Menteng, Jakarta Pusat. Alih-alih berkumpul dan makan-makanan khas lebaran bersama keluarga, dia harus bertugas pagi saat hari pertama Lebaran.

Saat ditemui Liputan6.com pun, Aji yang mengenakan pakaian dinas dan rompinya tengah menerima pemberitahuan bahwa kereta arah Tanah Abang akan melintas. Dia langsung bergegas keluar ruangan untuk memberikan simbolis kepada masinis bahwa jalur yang dilaluinya aman.

Meski sempit, di dalam ruangan tersebut dilengkapi beberapa alat penunjangnya di atas meja. Seperti halnya mesin pengatur palang kereta, alarm, radio penghubung antar pos penjaga palang kereta api hingga handie talkie. Tak hanya itu, ruangan berukuran 3x3 meter juga terdapat kamar mandi.

Empat tahun lalu, sejak pertama bekerja sebagai PJL, laki-laki asli Kota Banjar, Jawa Barat, ini tidak pernah merasakan Lebaran bersama keluarga. Bahkan setelah setahun menikah pun pada 2017, dia juga tetap bertugas.

"Sudah 4,5 tahun saya bekerja sebagai PJL kereta api. Dan belum pernah rasain Lebaran di rumah," kata Aji pada Sabtu (16/6/2018).

Pria 23 tahun ini mengaku sangat merindukan momentum bersalam-salaman usai menjalankan salat Idul Fitri. Apalagi bersungkem secara langsung kepada kedua orangtuanya.


Silaturahmi Lewat Telepon

Sejumlah petugas di Stasiun Pasar Senen memberi salam hormat kepada para penumpang sesaat setelah kereta berjalan (Merdeka.com/Sania Mashabi)
Sejumlah petugas di Stasiun Pasar Senen memberi salam hormat kepada para penumpang sesaat setelah kereta berjalan (Merdeka.com/Sania Mashabi)

Meski bertugas pagi saat Lebaran, Aji meluangkan waktu untuk menelepon ibunya usai salat Id.

"Saya biasanya telepon jam 07.00 an selesai salat. Apalagi kalau lagi tugas waktu Lebaran kereta belum banyak yang lewat di sini, baru saya telepon istri saya," kata dia.

Tak hanya keluarga, Aji mengaku sangat merindukan makanan khas kampungnya, yakni seroja atau biasa disebut kembang goyang. Sebab, makanan tersebut hanya akan dihidangkan oleh keluarganya kala perayaan Lebaran saja.

Kendati begitu, Aji harus tetep menjalankan tugasnya di Jakarta. Dia juga telah memilih awal Juli 2018 untuk pulang kampung bertemu istri dan keluarganya.

"Kita enggak ada libur, jadi saya sudah koordinasi dengan teman-teman yang di sini (PJL Menteng) untuk pulang kampung bulan depan," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya