Liputan6.com, Makasar - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengingatkan semua pihak agar jangan mempertentangkan prinsip ajaran Islam dengan semangat kebangsaan.
"Prinsip Islam dan semangat kebangsaan (al-muwathanah) telah menjadi prinsip dan paradigma pokok yang diaktualisasikan dalam pembentukan Universitas Muslim Indonesia (UMI) 64 tahun lalu," kata JKsaat Rapat Senat Milad ke-64 UMI dan penganugrahan doktor kehormatan DHC pada JK di Makassar, Sabtu (23/6/2018).
Baca Juga
Berkaitan dengan itu, lanjut dia, hendaknya disyukuri dan tidak dipertentangkan dan sudah sepatutnya tidak lagi membuat jarak apalagi mempertentangkan antara keislaman dengan semangat kebangsaan atau keIndonesiaan.
Advertisement
"Membuat jarak, apalagi mempertentangkan keduanya jelas tidak menguntungkan bagi kehidupan kita sebagai umat Muslimin dan sekaligus sebagai warga Tanah Air Indonesia," ujar dia seperti dikutip dari Antara.
JK menegaskan, Islam adalah ajaran dari Allah SWT yang disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW, yang menduduki tempat tertinggi dan mulia dalam kehidupan setiap dan seluruh Muslim. Karena itu, harus tetap menempatkan Islam dalam ketinggian dan kemuliaannya itu, dan tidak mereduksinya ke dalam realitas dan fenomena empiris-sosiologis, seperti semangat kebangsaan atau nasionalisme.
Sedangkan semangat kebangsaan (nasionalisme) adalah produk manusia. Dia menyebutkan, semangat kebangsaan terbentuk karena berbagai faktor, seperti sejarah, perkembangan dan dinamika sosial, budaya dan keagamaan masyarakat Indonesia dalam riwayatnya yang panjang.
"Semua faktor ini berkombinasi memainkan peran dalam pembentukan semangat kebangsaan. Secara khusus, prinsip Islam juga memainkan peran sangat penting dalam pembentukan semangat kebangsaan Indonesia tersebut," kata JK.
Sementara penganugrahan doktor kehormatan kepada JK ditandai dengan pemasangan selempang, pin emas dan pemberian ijazah dari Rektor UMI Masrurah Mokhtar kepada JK.
Â
Saksikan tayangan video menarik berikut ini: