4 Fakta Mengejutkan Gunung Agung Meletus Lagi

Hingga hari ini, Gunung Agung di Bali telah mengalami enam kali erupsi.

oleh Maria Flora diperbarui 04 Jul 2018, 09:09 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2018, 09:09 WIB
Gunung Agung Meletus
Gunung Agung meletus, Selasa 2 Juli 2018, pukul 21.04 WITA.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung di Bali kembali erupsi. Suara dentuman keras, Senin malam, 2 Juli 2018, membuat sebagian warga yang tinggal di lereng gunung terkejut dan memilih mengungsi ke lokasi aman.

Langit malam bertabur bintang sontak memerah saat banjir lava turun mendekat ke permukiman warga yang tinggal di sekitar Gunung Agung. Bahkan akibat lontaran pijar sejauh 2 kilometer, hutan di sekelilingnya ikut terbakar.

Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, kolom abu dengan intensitas tebal pada pukul 21.04 Wita itu lebih mengarah ke barat.

Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih 7 menit 21 detik. Saat itu, status Gunung Agung ditetapkan Level III atau Siaga.

Sebenarnya apa yang menyebabkan Gunung Agung kembali erupsi? Berikut sejumlah fakta yang terungkap saat gunung setinggi 3.142 mdpl itu kembali memuntahkan lava pijar untuk kesekian kalinya di Pulau Dewata.

1. Alami Erupsi 6 Kali

4 Penyakit Akibat Abu Vulkanik Letusan Gunung Agung (Firdia Lisnawati/Liputan6.com)
4 Penyakit Akibat Abu Vulkanik Letusan Gunung Agung (Firdia Lisnawati/Liputan6.com)

Menurut catatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Agung mengalami erupsi tiga kali pada Senin, 2 Juli 2018. Letusan pertama terjadi pada pukul 06.19 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi ± 3 menit 47 detik.

Erupsi kedua terjadi pada pukul 06.41 Wita dan 06.55 Wita dengan tinggi kolom abu masing-masing teramati setinggi ± 1.000 meter dan 700 meter di atas puncak Gunung Agung.

Erupsi susulan Gunung Agung ini terekam di seismograf masing-masing dengan amplitudo maksimum 18 mm dan 20 mm, durasi ± 2 menit 11 detik dan ± 2 menit 38 detik.

Pukul 21.04 Wita, Gunung Agung kembali erupsi. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara strombolian dengan suara dentuman.

Di hari kedua, Selasa, 3 Juli 2018, Gunung Agung meletus hingga dua kali. Erupsi pertama terjadi pukul 09.28 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak Gunung Agung.

Erupsi kedua, pada pukul 09.46 Wita. Gunung Agung meletus lagi dengan ketinggian kolom abu teramati ± 500 meter di atas puncak gunung. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi ± 1 menit 7 detik.

Erupsi keempat terjadi hari ini, Rabu (4/7/2018), sekitar pukul 03.25 Wita. Letusan lava pijar setinggi 2.000 meter berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat.

2. Penyebab Gunung Agung Erupsi

Gunung Agung Semburkan Lava Pijar
Lava pijar Gunung Agung menyembur dari puncak gunung di Karangasem, Bali, Senin (2/7). Gunung Agung melontarkan lava pijar sejauh 2 kilometer dan membuat hutan di sekitar Gunung Agung terbakar. (Handout / Badan Nasional Penanggulangan Bencana / AFP)

Meski mengalami tiga kali erupsi, menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana,  tidak ada indikasi akan terjadi peningkatan energi seismik yang besar.

Penyebab erupsi strombolian Gunung Agung kemungkinan terjadi karena pengerasan lava di permukaan. Kondisi tersebut hal lazim karena lava di permukaan cenderung mengalami penurunan temperatur. Hal ini menyebabkan laju efusi (aliran) lava ke permukaan melambat.

Saat aliran fluida magma (gas dan liquid) yang akan naik ke kawah terhambat lava yang mengeras, pada titik tertentu lapisan itu tak mampu lagi menahan desakan magma dari bawah.

3. Radius Aman dari Paparan Gunung Agung

Gunung Agung Semburkan Lava Pijar
Api membakar hutan lereng Gunung Agung setelah terjadinya lontaran batu pijar dari kawah terlihat dari Karangasem, Bali, Selasa (3/7). Lontaran lava pijar pun teramati keluar kawah dengan jarak mencapai 2 ribu meter. (AP/Firdia Lisnawati)

Status Level III atau Siaga yang diberikan pada Gunung Agung membuat pihak PVMBG merekomendasikan warga yang tinggal di sekitar lereng tidak beraktivitas di zona bahaya.

Terutama bagi mereka yang bermukim di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. Untuk mewaspadai ancaman aliran lahar hujan yang dapat terjadi.

Begitu juga dengan para pendaki dan wisatawan. Tidak boleh ada kegiatan apa pun dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

4. Guyuran Abu Sampai ke Jember

Gunung Agung kembali meletus pada Senin malam 2 Juli 2018 (foto: BNPB)
Gunung Agung kembali meletus pada Senin malam 2 Juli 2018 (foto: BNPB)

Dampak Gunung Agung erupsi, guyuran abu vulkanik juga dirasakan oleh warga di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Oleh pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, ribuan masker dibagikan masyarakat.

Imbauan untuk menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah gencar dilakukan pemerintah daerah, agar warga tidak mengalami gangguan pernapasan.

"Kami imbau masyarakat menggunakan masker saat berada di luar rumah dan luar ruangan, karena abu vulkanik tersebut dapat membahayakan kesehatan," tutur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo di Jember, Selasa (3/7/2018), dilansir Antara.

 

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya