BMKG: Gempa Lombok 7 SR Adalah yang Utama

Kepala BMKG mengatakan, gempa ini menimbulkan kerusakan paling parah di Mataram Lombok.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Agu 2018, 23:21 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2018, 23:21 WIB
Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa berkekuatan 7 SR yang mengguncang Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada pukul 18.46 WIB adalah gempa utama.

Jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik, yang berpusat pada koordinat 8,37 derajat Lintang Selatan (LS) dan 116,48 derajat Bujur Timur (BT) pada kedalaman 15 kilometer (km) berjarak 18 km timur laut Lombok Timur.

"Mengingat pusat gempanya relatif sama dengan gempa bumi yang terjadi pada 29 Juli 2018 maka BMKG menyatakan bahwa gempa bumi ini merupakan gempa bumi utama atau main shock dari rangkaian gempa bumi sebelumnya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu malam (5/8/2018).

Dia mengatakan, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan paling parah di Mataram, Lombok, dengan skala intensitas gempa VII MMI. Demikian dilansir dari Antara.

Sementara di wilayah Bima serta Denpasar dan Karangasem, Bali, skalanya lebih rendah berkisar V hingga VI MMI. Artinya menimbulkan kerusakan ringan terhadap bangunan yang memiliki standar konstruksi tahan gempa.

Berdasarkan analisis BMKG, guncangan gempa juga dirasakan di sejumlah wilayah lain yaitu Kuta IV MMI serta Waingapu, Genteng, Situbondo, dan Malang dengan intensitas II hingga III MMI.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


28 Kali Gempa

Guncanga gempa dengan skala intensitas II sampai IV MMI, menurut Dwikorita, seharusnya tidak menyebabkan kerusakan pada bangunan yang tahan gempa.

"Faktanya gempa bumi ini bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah di Lombok dan sebagian wilayah Bali. Kami masih mengumpulkan laporan dari lapangan tentang kondisi kerusakan termasuk dari BPBD setempat," ujar Dwikorita seperti dilansir dari Antara.

BMKG mencatat sedikitnya 28 kali gempa telah terjadi dengan intensitas yang semakin berkurang.

Warga yang kondisi rumahnya sama sekali tidak mengalami kerusakan sudah diimbau kembali ke rumah, meskipun harus terus waspada dan tidak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya