Puting Beliung Menerjang Bogor, Ini Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, puting beliung merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 06 Des 2018, 21:17 WIB
Diterbitkan 06 Des 2018, 21:17 WIB
Achmad Sudarno/Liputan6.com
Puting beliung menerjang Kota Bogor Kamis sore.

Liputan6.com, Jakarta - Puting beliung menerjang Kota Bogor, Kamis (6/12/2018) sore. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, puting beliung merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.

"Kejadian hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya dan musim hujan saat kondisi cuaca cerah dan terik," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, ada tanda-tanda yang bisa diwaspadai sebelum puting beliung terbentuk. Tanda-tanda potensi ini bisa dideteksi mulai sehari sebelumnya.  Namun, untuk prediksi secara spesifik hanya bisa didapat 0,5-1 jam sebelum puting beliung terbentuk.

Dia menuturkan, sifat puting beliung/angin kencang berdurasi singkat dan sangat lokal. Luasannya berkisar 5-10 km. Waktunya juga singkat, kurang dari 10 menit.

"Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba). Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari. Dia juga bergerak secara garis lurus. Tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0,5-1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda-tandanya dengan tingkat keakuratan < 50 persen," tutur Hary.

Selain itu, lanjut dia, angin kencang ini hanya berasal dari awan Cumulonimbus (Cb), bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya. Tetapi tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung.

"Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama," kata Hary.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Satu Orang Meninggal

Puting beliung memorakporandakan ratusan rumah di Kecamatan Wangon dan Jatilawang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)
Puting beliung memorakporandakan ratusan rumah di Kecamatan Wangon dan Jatilawang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)

Seorang pengendara mobil Toyota Avanza, Enny Reno (45), tewas setelah tertimpa pohon tumbang saat hujan deras disertai angin puting beliung di kawasan Batu Tulis, Kota Bogor, Kamis (6/12/2018) sore.

Kapolsek Bogor Selatan Kompol Riyanto mengatakan, petugas BPBD, kepolisian, dan Polmas Bogor Raya telah berhasil mengevakuasi korban Eni, dari dalam mobilnya yang tertimpa pohon.

"Saat dievakuasi sudah meninggal," kata Riyanto.

Menurutnya, mobil yang dikemudikan warga Bogor Nirwana Residence, Bogor Selatan, Kota Bogor ini tertimpa pohon kenari saat hujan deras dan angin puting beliung.

"Pohon itu tepat menimpa kaca depan mobil dan langsung mengenai korban," ujar Riyanto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya