Mahyudin: Pelajari Agama dengan Benar

Kepada ibu-ibu Majelis Taklim, Mahyudin: Pelajari agama dengan benar.

oleh Cahyu diperbarui 11 Des 2018, 10:39 WIB
Diterbitkan 11 Des 2018, 10:39 WIB
MPR RI
Kepada ibu-ibu Majelis Taklim, Mahyudin: Pelajari agama dengan benar. (foto: dok. MPR RI)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mahyudin, mengajak ibu-ibu yang mengikuti majelis taklim untuk mempelajari agama dengan benar. Dengan begitu, bisa menangkal dan menghindari paham-paham radikal.

Ajakan itu ia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR bersama ibu-ibu yang tergabung dalam Badan Kontak Majelis Taklim Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Senin (10/12/2018). Sosialisasi ini juga menghadirkan narasumber anggota Fraksi Partai Golkar MPR, M. Suryo Alam.

Mahyudin mengatakan bahwa salah satu tantangan kebangsaan yang dihadapi Indonesia adalah masih adanya pemahaman keagamaan yang keliru dan sempit. Pemahaman agama yang keliru dan sempit ini bisa melahirkan radikalisme.

"Ini sangat berbahaya," ujarnya.

Untuk meredam radikalisme, pemerintah pun menjalankan deradikalisasi. Namun, program deradikalisasi belum berjalan optimal.

"Orang yang sudah terpapar radikalisme akan sulit kembali normal," ucap Mahyudin.

Karena itu, dirinya mengajak ibu-ibu tersebut untuk mempelajari agama melalui jalur yang benar.

"Belajar agama melalui majelis taklim ini merupakan jalur yang benar. Jangan belajar dari internet," kata Mahyudin.

Menurutnya, informasi dari internet bukan tidak mungkin mengandung informasi yang hoax serta menyesatkan. Bahkan, tidak sedikit orang menjadi radikal setelah belajar agama dari internet.

"Jadi harus hati-hati, jangan sampai masuk perangkap paham radikal," ujar Mahyudin.

Ia mencontohkan dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad. Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad bukan dengan cara kekerasan.

"Kalau dakwah dilakukan dengan cara kekerasan, maka orang menjadi tidak senang dengan ajaran agama kita. Dakwah itu dengan memberi contoh. Dakwah sebenarnya harus mampu merangkul bukan memukul. Dakwah juga harus mampu mengajak bukan mengejek," ucap Mahyudin.

Ia juga mengingatkan ibu-ibu majelis taklim untuk memperkuat persaudaraan, yaitu ukhuwah bashariah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah Islamiyah.

"Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan sesama umat Islam, kemudian ada ukhuwah wathoniyah yaitu persaudaraan antar anak bangsa, dan persaudaraan bashariah yaitu sama-sama anak nabi Adam," kata Mahyudin.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya