Steve Emmanuel Terlibat Jaringan Narkoba Internasional?

Kokain yang diselundupkan dari Belanda itu menurut Erick adalah kokain murni dan baru pertama kali ditemukan di Indonesia.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 27 Des 2018, 13:42 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 13:42 WIB
Steve Emmanuel
Steve Emmanuel dihadirkan saat rilis pengungkapan kasus narkoba di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (27/12). Polisi menyita barang bukti kokain seberat 92,04 gram dari Steve Emmanuel pada 21 Desember 2018 malam. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Polres Metro Jakarta Barat akan mendalami hubungan artis Steve Emmanuel dengan jaringan narkotika internasional. Steve Emmanuel ditangkap karena menyelundupkan 1 ons kokain murni dari Belanda ke Indonesia.

"Dia beli di Belanda hampir kita pastikan itu jaringan internasional," kata Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Barat AKBP Erick Frendriz di Polres Jakarta Barat, Kamis (27/12/2018).

Kokain yang diselundupkan dari Belanda itu menurut Erick adalah kokain murni dan baru pertama kali ditemukan di Indonesia.

"Kokain pertama kali ada di Indonesia. Selama ini kokain yang kami temukan yang dicampur zat lain sehingga kadar enggak bagus. Yang ini masih murni," katanya.

Erick menambahkan, polisi juga sudah mengantongi identitas jaringan kokain Steve Emmanuel di Belanda.

"Kita sudah ada nama pemasok atau penjual di Belanda. Apakah kita akan dalami sampai Belanda atau tidak, tergantung penyelidikan selanjutnya," kata Erick.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Mengapa Bisa Masuk Indonesia?

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak terkait penyebab barang haram itu bisa masuk ke Indonesia.

"Dia membeli 100 gram dari Belanda. 100 gram, dalam waktu empat bulan hanya 8 gram dipakai, sisa 92 gram. Kenapa barang ini bisa lolos dari Belanda?" ucapnya.

"Kenapa kok bisa lolos? Kita akan koordinasi dengan setiap stakeholder," tambah Hengki.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya