Kapolri Sebut Teroris Sibolga Sengaja Ingin Jebak Densus 88

Kapolri mengatakan, bom yang dibuat pasangan suami istri di Sibolga itu cukup berbahaya.

diperbarui 15 Mar 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2019, 10:00 WIB
Pertamina dan Polri Teken MoU Pengamanan Kilang
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan sambutan saat penandatanganan MOU antara PT Pertamina (Persero) dengan Polri di Jakarta, Rabu (5/12). MOU tentang bantuan pengamanan dan penegakan hukum di lingkungan kerja Pertamina. (Liputan6.com/Pool)

Padang - Pelaku bom di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) Husain alias Abu Hamzah, teroris Sibolga dan istrinya dipastikan merakit bom secara mandiri. Keduanya belajar merakit bom dari situs online.

Hal itu ditegaskan Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat berpidato di acara Kovensi Nasional Pendidikan Indonesia di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat (Sumbar), Kamis 14 Maret 2019.

Dia mengatakan, bom yang dibuat pasangan suami istri di Sibolga itu cukup berbahaya. Sebab, daya ledaknya bisa mencapai radius 100 meter.

"Pelaku belajar membuat bom itu dari internet. Tidak lagi dengan komando. Tapi sudah mandiri," beber Tito yang datang ke Padang bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurut Tito, peristiwa bom Sibolga menyadarkan semua pihak bahwa sel-sel teroris di Indonesia belum sepenuhnya habis. Bahkan, pelaku bom di Sibolga bergerak tanpa komando. Pelaku secara mandiri menciptakan bahan peledak.

Tito juga menceritakan kronologi penangkapan pelaku teror yang terjadi Selasa 12 Maret 2019. Setidaknya butuh waktu 10 jam bagi Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror untuk bernegosiasi agar istri pelaku menyerahkan diri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tiket ke Surga

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo
Kondisi lokasi ledakan bom Sibolga dalam keterangan pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/3). Mabes Polri mengkonfirmasi istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah, meledakkan diri bersama sang anak, di dalam kamar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sayangnya, negosiasi polisi tidak berhasil. Justru istri pelaku memilih melakukan aksi bom bunuh diri yang menewaskan dirinya bersama anak-anaknya.

Menurut Tito, pelaku teror Sibolga ini justru berharap dan menargetkan adanya kontak senjata dengan polisi. Pelaku sengaja memancing anggota Densus mendekat untuk kemudian dijebak ke dalam bom bunuh diri.

"Dia (istri AH) memang mau mati karena memercayai bom bunuh diri tiket ke surga. Kalau anggota polisi kan tidak berpikir seperti itu. Mereka menjalankan tugas," ujar jenderal bintang empat tersebut.

 

Ikuti berita Jawapos lainnya di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya