Liputan6.com, Jakarta - Kereta MRT Jakarta sebentar lagi akan dioperasikan untuk umum. Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, ia sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk kebutuhan kereta MRT dengan membuka program studi (prodi) baru di Madiun dan Banyuwangi.
Prodi tersebut nantinya akan mendidik mahasiswa tentang pengoperasian dan perawatan kereta.
Baca Juga
“Dia (prodi) Politeknik Negeri Madiun, (di) Banyuwangi sudah ada Politeknik Banyuwangi, tinggal prodi kami sudah ada di Madiun adalah program studi gerbong, sinyal, dan pemeliharaan, semua yang ada di kereta api. Nah ini yang nanti bagaimana kita penggunaannya,” tutur Nasir usai melalukan uji coba MRT di Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (16/3/2019).
Advertisement
“Dosennya nanti dari industri, ya yang punya pengalaman dari PT Inka, PT KAI, dan dari Kementerian Riset Dikti. Nanti MRT bisa bantu,” lanjutnya.
Menurut Nasir, baik dari segi teknik mesin maupun servis, pengelolaan SDM untuk kereta MRT harus dilakukan dengan baik. Sebab, nantinya kereta speedrailway jalur Jakarta-Surabaya juga akan dibangun bekerja sama dengan Cina.
Selain itu, MRT sendiri dibangun atas kerja sama dari Jepang. Karenanya, Nasir mengimbau agar Indonesia terus menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan dua negara tersebut selain juga memperkuat SDM.
“Supaya nanti sustainability-nya atau kelangsungannya itu terjaga dengan baik. Jangan sampai kita punya rusak, kita nggak bisa memperbaiki. Ini masalah, oleh karena itu ini harus kita kuatkan untuk SDM-nya. Mudah-mudahan SDM bisa berkembang dengan baik,” tukasnya.
Kerja Sama Menteri BUMN
Nasir menambahkan, ia pun sudah membicarakan mengenai peresmian prodi untuk kebutuhan kereta MRT bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno. Menurutnya, universitas di Madiun dan Banyuwangi sangat antusias menyambut adanya prodi baru ini.
“Kami perluas, ternyata mereka sangat senang sekali dengan adanya apa yang saya buat program semacam ini. Saya bicara dengan Menteri BUMN, dia akan kembangkan nanti dengan Banyuwangi bersama-sama seperti apa yang di Madiun. Dan kita di Madiun juga kita resmikan bersama dengan Bu Menteri BUMN juga,” tutur Nasir.
Ia menyatakan, kelas percobaan awal pun sudah dibuka sejak tahun 2018. Tadinya, hanya tersedia 2 kelas, namun sekarang permintaan telah bertambah menjadi 10.
“Ini kemarin udah tahun 2018, udah (mulai) jalan kemarin saya buka tahun 2018. Tahun 2019 ternyata ada permintaan 10 kelas, luar biasa ini. Tadi hanya saya ambil dua kelas saja, sekarang 10 kelas ini yang mudah-mudahan ini permintaan dari PT Inka, PT KAI yang sangat tinggi sekali, dan ini yang harus kita masukkan antara Madiun dan Banyuwangi,” tandas Nasir.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement