Di Hadapan Praja IPDN, BPIP Ingatkan Pentingnya Nilai Pancasila

Melalui kegiatan ini, para Praja IPDN dapat meningkatkan pemahaman mengenai nilai-nilai Pancasila.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 28 Mar 2019, 11:44 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2019, 11:44 WIB
Ceramah umum BPIP
Ceramah Umum BPIP di depan para Praja Instititut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Liputan6.com, Jatinangor - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo meminta para mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk senantiasa menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sejak pendidikan hingga nanti bertugas sebagai Pamong Praja.

Harapan tersebut disampaikan Romo Benny saat menyampaikan ceramah umum di hadapan sekitar 3.700 mahasiswa atau yang biasa disebut sebagai Praja IPDN di Kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat pada Selasa, 26 Maret 2019.

Diharapkannya, melalui kegiatan ini, para Praja dapat meningkatkan pemahaman mengenai nilai-nilai Pancasila dan mendapatkan pencerahan mengenai kegiatan kemasyarakatan yang akan sangat bermanfaat dalam pelaksanaan tugasnya kelak di masyarakat.

"Kita patut bersyukur karena memiliki Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara yang mampu mempersatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas hingga Pula Rote. Pancasila adalah rumah kita, rumah untuk kita semua selamanya dan nilai dasar Indonesia," ujar Romo Benny saat menyampaikan ceramah umum.

Menurutnya, bukan hanya bersyukur, namun kita semua patut berbangga bahwa keberadaan dan pentingnya Pancasila dalam mempersatukan NKRI ternyata diakui oleh dunia internasional.

Romo Benny menyebut, banyak negara yang mengakui dan mengagumi keberhasilan Pancasila setelah melihat terjadinya disintegrasi di berbagai negara seperti di Yugoslavia, Uni Soviet, ataupun India.

"Sebagai calon-calon Pamong Praja dan pimpinan di pemerintahan, para Praja IPDN hendaknya mulai dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari sehingga saat mendapat kepercayaan sebagai seorang abdi negara dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan sepenuh hati serta berpihak kepada kepentingan bangsa dan negara serta masyarakat," paparnya.

Romo Benny berpesan, dalam melayani kepentingan masyarakat dan memajukan kesejahteraannya, para Praja IPDN hendaknya mulai belajar untuk bersikap melayani, bukan malah minta dilayani.

Ia pun memberi contoh lulusan IPDN yang telah menceritakan pengalamannya masing-masing saat bertugas dan bermasyarakat setelah lulus.

Romo Benny pun menujuk tiga orang lulusan IPDN yang telah berkarir di pemerintahan yang baik itu. Mereka adalah Direktur Pembudayaan di BPIP Irene Camelyn Sinaga, Kepala Seksi Promosi Pariwisata Pemerintah Daerah Sumatera Selatan Paramiswari, dan Sekretaris Kecamatan di Provinsi Kalimantan Timur Ipta Septianti.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kisah Sukses Lulusan IPDN

Mendagri Pimpin Apel Bersama Lawan Kampanye Hoax dan Berujar Kebencian
Taruna IPDN memeriahkan apel bersama lawan kampanye hoax dan berujar kebencian di lingkungan Kemendagri dan BNPP di Lapangan Monas, Jakarta, Jumat (15/2). Apel dipimpin Mendagri, Tjahjo Kumolo. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Beberapa kisah sukses yangdikemukakan antara lain mengenai keberhasilan meningkatkan pariwisata di Sumatera Selatan melalui promosi bersama di internet.

Promosi itu bisa terlaksana berkat adanya sinergi pejabat birokrasi Pemerintahan Daerah dan pegiat media sosial, upaya membenahi kebersihan lingkungan di Kalimantan Timur dengan melibatkan partisipasi masyarakat, dan upaya menghilangkan stigma buruk mengenai Ambon, antara lain melalui kampanye di internet dengan tagar #Ambonbergerak dan #SaveAru.

Mengakhiri kegiatan ceramah umum di IPDN, Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP Aris Heru Utomo mengingatkan mengenai dampak buruk dari berita bohong atau hoaks yang tersebar di media sosial.

Menurutnya, jika penyebaran hoaks tidak segera dicegah dan dihentikan, maka akan dapat memunculkan konflik di masyarakat dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

"Kegelapan tidak dapat dihapuskan dengan kegelapan. Kegelapan hanya dapat digantikan oleh cahaya. Untuk itu, untuk menghapuskan hoaks tidak dapat dilawan dengan hoaks baru atau pun memutuskan hubungan pertemanan di media sosial (memblock). Hoaks hanya dapat dihapuskan dengan membanjiri media sosial dengan konten-konten positif sebanyak mungkin," ucap Aris Heru Utomo.

Ditambahkan oleh Aris, untuk membanjiri media sosial dengan konten-konten positif, hal yang dapat dilakukan antara lain dengan rajin membuat konten inspiratif, edukatif, informatif dan menghibur.

"Meski para Praja IPDN saat ini disibukkan dengan berbagai kegiatan belajar, diharapkan sejak saat ini sudah mulai belajar mengembangkan diri untuk membuat konten-konten positif. Sejalan dengan kemajuan dunia digital, saat ini sangat mudah untuk mengunduh berbagai perangkat lunak yang dapat membantu membuat berbagai konten positif," pungkas Aris.

Sementara itu, dalam paparannya mengenai kegiatan komunitas dan peran media sosial dalam pergerakan, para pegiat komunitas yang diwakili CEO Digital Agency, Grace Tobing dan Mark Ufie Paprisadari 'Ambon Bergerak' menyampaikan, di era digital dewasa ini, peran media sosial sangat penting dalam mendorong perubahan sikap di birokrasi pemerintahan sehingga lebih peduli pada kepentingan masyarakat.

Berlangsung selama sekitar empat jam, kegiatan diakhiri dengan menyanyikan secara bersama-sama hymne IPDN Abdi Praja Dharma Satya Negara Bhakti.

Ceramah umum yang diselenggarakan oleh Kedeputian Hubungan AntarLembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP diawali dengan sambutan tari kecak yang dibawakan oleh perwakilan Praja IPDN tingkat pertama dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan mars Revolusi Pancasila.

Selain dihadiri oleh Praja IPDN, kegiatan juga dihadiri Wakil Rektor Kemahasiswaan IPDN, Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP, Direktur Pembudayaan BPIP, para penggerak komunitas dan pegiat media sosial. Beberapa di antaranya juga bertindak sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman mengenai kegiatan berkomunitas di masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya