Liputan6.com, Bali - Gunung Agung yang berada di Bali kembali meletus pada Kamis, (4/4/2019) pukul 01.31 Wita. Tinggi kolom abu teramati mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncaknya atau 5.142 meter di atas permukaan laut.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Made Rentin.
Kejadian erupsi Gunung Agung itu terdengar gemuruhnya di Pos Pemantauan Gunungapi di Rendang, Karangasem, Bali.
Advertisement
Namun, kondisi gunung tertinggi di Bali yang berada di Kabupaten Karangasem itu hingga saat ini statusnya masih Siaga.
Berikut kondisi terkini Gunung Agung dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Erupsi
Gunung Agung meletus pada pukul 01.31 Wita dengan tinggi kolom abu teramati mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncaknya atau 5.142 meter di atas permukaan laut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Made Rentin menjelaskan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi sekitar 3 menit 37 detik.
Kejadian erupsi gunung tertinggi di Bali yang berada di Kabupaten Karangasem itu terdengar gemuruhnya di Pos Pemantauan Gunungapi di Rendang, Karangasem.
Advertisement
2. Hujan Abu Tipis
Selain itu, Rentin menyebutkan, dari laporan petugas BPBD, di seputaran Pura Kiduling Kreteg terpapar hujan abu tipis.
Namun, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem saat ini masih melakukan pemantauan di seputaran Pura Besakih.
3. Status Siaga, Masyarakat Diminta Waspada
Menurut Rentin, petugas BPBD Kabupaten Karangasem saat ini membagikan masker bagi masyarakat yang melakukan persembahyangan serangkaian Ida Betara Turun Kabeh di Pura Besakih.
Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga). Masyarakat pun diminta tidak beraktivitas di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari Kawah Puncak Gunung Agung.
"Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang terbaru," kata Rentin seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
4. Waspada Aliran Sungai
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diminta waspada. Sebab ada ancaman bahaya sekunder berupa potensi aliran lahar hujan.
Aliran lahar ini dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landasan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
"Material erupsi yang masih berada di area puncak, bisa terbawa ke area aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Made Rentin, seperti dikutip dari Antara, Kamis (4/4/2019).