Liputan6.com, Jakarta - Hacker atau peretas memanfaatkan celah keamanan pada aplikasi perbincangan WhatsApp untuk menyebarkan software mata-mata. Spyware tersebut diduga besutan perusahaan Israel, NSO Group.
Laporan peretasan tersebut disikapi Facebook selaku pemilik WhatsApp. Perusahaan teknologi berbasis di Amerika Serikat itu mendesak para pengguna untuk memperbarui aplikasi di smartphone masing-masing.
Baca Juga
Langkah ini untuk mengurangi kemungkinan peretas dapat mencuri data pribadi di telepon seluler atau ponsel pintar. Terutama dengan hanya menelepon, baik pengguna menjawab panggilan telepon atau tidak.
Advertisement
Bagaimana celah dan target peretasan terhadap data pengguna WhatsApp? Bagaimana pula solusi dan pencegahannya? Simak dalam Infografis berikut ini.