Liputan6.com, Jakarta Open house menjadi bagian dari tradisi di Indonesia, terutama saat hari raya besar keagamaan, seperti Idulfitri. Momentum yang baik ini dapat semakin mengokohkan silaturahmi, menguatkan ikatan sebagai umat, dan sesama warga bangsa dengan latar belakang yang beragam.
"Orang Indonesia memang dikenal dengan sikap gotong royong, silaturahim, saling mengunjungi, saling bertamu," kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid di sela-sela open house yang dihadiri perwakilan negara sahabat, di Rumah Dinas, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (5/6).
Menurut Hidayat, dalam momentum Idulfitri ini silaturahmi tidak sekadar tamu biasa, tapi juga mempunyai nilai spiritualitas. "Ini modal sosial yang sangat penting bagi Indonesia yang perlu dikembangkan," ujarnya.
Advertisement
Mungkin tanpa momentum silaturahmi, Idulfitri dan open house, lanjut Hidayat, sebagian orang enggan minta maaf atau bertemu. Dengan momentum Idulfitri ini yang melibatkan banyak orang maka tidak ada ewuh pakewuh atau berat meminta maaf.
"Oleh karena itu momentum ini penting menjadi bagian dari khazanah khas Indonesia yang menguatkan hubungan sosial," tutur Hidayat.
Hidayat mengucapkan syukur karena Idulfitri tahun ini bisa dilaksanakan bersama-sama. "Ini bisa menjadi modal sosial. Kita berbhineka tapi eka juga. Ada rukyah, hisab. Beragam tapi satu. Ini penting sebagai modal sosial untuk 11 bulan ke depan sampai bertemu Ramadan yang akan datang," paparnya.
Hidayat menambahkan bangsa Indonesia telah menyelesaikan beragam agenda seperti pemilu dan dinamikanya. Pada Juni ini MK akan menyidangkan perselisihan Pileg dan Pilpres.
"Biarlah MK menyelesaikan proses ini dengan cara profesional, adil, berani mengambil keputusan yang benar, dan umat dengan bekal Ramadan bisa mensikapi keputusan dengan cara yang terbaik,"Â ujarnya.Â
Â
Â
(*)