Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyatakan, kondisi bangsa Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Terlebih, landasan utama negara yakni Pancasila perlahan luntur.
"Pancasila itu alat perekat, alat nomor satu bangsa. Nah, sekarang Pancasila sudah luntur. Sekarang nggak ada masalah. Tapi 20 hingga 30 tahun lagi, kalau kita biarkan, itu pemimpin bangsa ini mungkin yang kemarin 30 tahun lalu masih mahasiswa, ke depan dia akan jadi presiden, akan jadi Panglima TNI, atau Kapolri, dia menganut khilafah, selesai bangsa ini. Karena Pancasila tak ada lagi," tutur Ryamizard di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (19/6/2019).
Ryamizard sengaja menyampaikan hal tersebut di depan para prajurit TNI yang menghadiri silaturahmi akbar bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan para purnawirawan. Pasalnya, mereka merupakan generasi pemelihara persatuan bangsa.
Advertisement
"Selesai Pancasila ini akan terjadi pertumpahan darah. Pasti. Seperti di Timur Tengah. Ini yang tidak kita inginkan dan sangat merisaukan kita. Karena kita ini penjaga Pancasila. Karena di sumpah prajurit pertama disampaikan, Demi Allah saya bersumpah setia kepada NKRI, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45," jelas dia.
Dalam setiap kunjungan yang dihadirinya, Ryamizard mengaku juga mengingatkan hal yang sama, yakni menjaga keutuhan negara berdasarkan Pancasila. Bahkan, dia juga telah memanggil 300 lebih rektor dari universitas di seluruh Indonesia untuk membicarakan masalah itu.
Berharap Tak Ada Kubu
Dalam pengamatan Ryamizard, ada 23,4 persen mahasiswa setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah. 23,3 persen pelajar SMA setuju jihad untuk negara Islam. 18,1 persen pegawai setuju tak setuju dengan ideologi Pancasila. 19,4 PNS menyatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila. Dan 9,1 persen pegawai BUMN yang menyatakan tak setuju dengan ideologi negara. Dan kurang lebih 3 persen ada TNI terpengaruh dan tak setuju Pancasila.
"Ini memprihatinkan sekali," beber Ryamizard.
Termasuk usai Pemilu 2019 ini, Ryamizard berharap tidak ada lagi pembagian kubu pendukung salah satu paslon presiden-wakil presiden.
"TNI dan purnawirawannya harus berdiri di atas semua anak bangsa. Saya harapkan tak ada lagi yang namanya 01 atau pun 02. Tapi kita semua adalah bangsa Indonesia. Mari kita jaga persatuan bangsa. Karena ini adalah tugas pokok TNI. Termasuk purnawirawan. Kenapa? Karena purnawirawan ini tak pernah dicabut sumpah prajurit dan sapta marga. Tetap melekat sampai mati," Ryamizard menandaskan.
Advertisement