Kala Veronica Gugup Berbincang dengan Ahok di Samarinda

Ahok mengaku beryukur dengan pekerjaannya saat ini yang tidak sama sekali bersentuhan dengan politik dan kekuasaan.

oleh Abelda RN diperbarui 14 Jul 2019, 11:54 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2019, 11:54 WIB
Ahok
Ahok saat menggelar silaturahmi dengan masyarakat Dayak, Samarinda,Kalimanta Timur, Minggu (14/7/2019).

Liputan6.com, Samarinda - Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok bersilaturahmi dengan warga Dayak di Kalimantan Timur. Beragam aspirasi mantan Gubernur DKI Jakarta ini serap, salah satunya dari Veronica.

Veronica yang dimaksud bukan Veronica Tan mantan istri Ahok. Dia adalah salah satu warga suku Dayak, Samarinda, Kalimantan Timur. Dalam penyampaian yang terlihat gugup, Veronica mengatakan dirinya bangga terhadap orangtua Ahok. yang telah memberi pengasuhan saat berkesempatan berdialog dengan Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama (BTP).

"Saya sangat kagum dengan bapak (Ahok), bagaimana orang tua bapak memberi pengasuhan kepada bapak?" tanya Vero sedikit gugup, di Samarinda, Minggu (14/7/2019).

Lain halnya dengan Verdinus kunoq, dia menyampaikan permintaan untuk disampaikan kepada Presiden RI terpilih, Joko Widodo atau Jokowi. Menurut Verdinus, dirinya yakin Ahok dapat menyampaikan aspirasi warga Kaltim terkait wacana Ibukota negara RI di wilayah Kaltim.

"Walaupun ibu kota masih wacana, Pak Ahok bisa memfasilitasi aspirasi ini ke Presiden, sudah pasti Jokowi mau mendengar Pak Ahok," ujar dia.

Sementara, Martinus dari organisasi kedaerahan, Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) mengajukan pertanyaan kepada Ahok terkait pengalamannya menjabat sebagai Kepala Daerah DKI Jakarta dan mengambil langkah berani dalam menentukan kebijakan.

Contohnya saja lelang jabatan mulai dari Lurah hingga wali kota, menggusur kawasan tertentu demi merapihkan tata kota, hingga optimalisasi pajak guna menggenjot pendapatan asli daerah.

Kepada Ahok, Martinus menceritakan bagaimana roda perusahaan tambang di daerahnya yang kerap memunculkan konflik kepentingan dengan masyarakat. Di satu sisi, pemerintah membutuhkan menarik pendapatan dari pertambangan, di sisi lain usaha ini bertolak belakang dengan budaya pertanian masyarakat Dayak.

Sebagai dampaknya, tidak jarang konflik terjadi dan tidak sedikit masyarakat Dayak yang menolak keberadaan tambang berakhir di jeruji besi dan meja hijau.

"Pemerintah memberikan izin menambang, tapi tak jarang ada konflik kepentingan yang membuat warga ditangkap karena melawan perusahaan," keluh Martinus.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jabatan Bukan Utama

Ahok BTP dan Puput Nastiti Devi
Ahok BTP dan Puput Nastiti Devi (Sumber: Instagram/lisaparantean)

Ahok pun lantas menjawab satu per satu pertanyaan yang dilontarkan para pengunjung. Dia juga menceritakan sepenggal perjalanan dirinya menata Ibu Kota Jakarta.

menurut Ahok, menjadi pejabat itu layaknya menjadi orangtua bagi masyarakat. Ahok menganggap jabatan bukanlah menjadi hal utama, namun bekerja secara benar dan jujur itu lebih baik.

Hikmah setelah ia tak lagi menjabat dan keluar dari penjara yakni, dirinya kerap diminta memberikan pandangan soal politik dan bisnis dari berbagai perusahaan swasta dan ia merasa bersyukur dengan pekerjaannya kini yang sama sekali tidak bersentuhan dengan kekuasaan.

"Buat apa jadi Gubernur, jadi Motivator lebih jauh istimewa," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya