Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News, Gunung Tangkuban Parahu saat ini berada pada status level I atau normal usai Jumat sore, 26 Juli menunjukkan peningkatan aktivitas.
Kolom abu tebal teramati membumbung tinggi di atas puncak Tangkuban Parahu pada ketinggian 200 meter. Warga yang tengah beraktivitas pun sempat panik.
Berdasarkan coraknya, erupsi Gunung Tangkuban Parahu dapat dibagi tiga fasa. Fasa eksplosif yang menghasilkan piroklastik dan mengakibatkan terjadinya lahar.
Advertisement
Kemudian fasa efusif yang menghasilkan banyak aliran lava berkomposisi andesit basaltis. Dan, fasa pembentukan/pertumbuhan Tangkuban Parahu sekarang umumnya eksplosif kecil-kecil dan kadang diselingi erupsi freatik.
Untuk mencegah jatuh korban, sejumlah rekomendasi telah dikeluarkan pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi (PVMBG). Salah satunya melarang warga serta wisatawan untuk mendekati kawah Gunung Tangkuban Parahu dalam radius 500 meter.
Masyarakat pun diminta lebih waspada bakal terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas.
Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Jumat, 26 Juli 2019:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Baru Saja Erupsi, Seperti Ini Karakter Letusan Gunung Tangkuban Parahu
Setelah menunjukkan peningkatan aktivitas, Gunung Tangkuban Parahu di Subang, Jawa Barat, akhirnya erupsi pada Jumat, 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB.
Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi sekitar 5 menit 30 detik. Saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada status level I atau normal.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menurut van Bemmelen (1934, dalam Kusumadinata 1979), Gunung Tangkuban Parahu tumbuh di dalam kaldera Sunda sebelah timur.
Lantas, seperti apa karakter yang dimiliki Gunung Tangkuban Parahu?
Advertisement
2. 5 Rekomendasi PVMBG Terkait Erupsi Gunung Tangkuban Parahu
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi (PVMBG) menyimpulkan tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih di Level 1 alias normal. Namun, evaluasi menerus tetap dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan tingkat ancamannya.
PVMBG mengeluarkan lima rekomendasi terkait erupsi Gunung Tangkuban Perahu, Jumat (26/7/2019).
Pertama, masyarakat di sekitar Tangkuban Perahu, pedagang, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan mendekati Kawah Ratu dan Kawah Upas dengan radius 500 meter, serta tidak diperbolehkan menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif di dalam kompleks gunung.
Kedua, masyarakat sekitar, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas gas vulkanik.
Mereka juga diimbau tidak berlama-lama berada di bibir kawah aktif agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
3. Anak Histeris Saat Jenazah Bripka Rachmat Effendy Tiba di Rumah Duka
Anak Bripka Rachmat Effendy menangis histeris ketika melihat jasad ayahnya tiba di rumah pagi tadi.
"Ya Allah, Papa Aku mau liat papa sekarang aku enggak rela papa pergi," kata salah satu anak korban, Jumat (26/7/2019).
Sehari-hari korban dikenal sebagai seorang polisi yang baik. Di lingkungan tempat tinggal pun almarhum dikenal senang bersosialisasi. Walaupun bekerja sebagai polisi, namun almarhum masih sering ikut kegiatan lingkungan.
Advertisement