DPRD DKI: Waspadai Mafia di Penjualan Rumah DP 0 Rupiah

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bestari Barus meminta polisi dan Inspektorat DKI kembali mengecek pembeli unit rumah dengan DP 0 Rupiah.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 29 Jul 2019, 16:49 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 16:49 WIB
Antusiasme Warga Daftar Rumah DP 0 Rupiah Klapa Village
Warga menunjukkan brosur Program Samawa Rumah DP 0 Rupiah di lokasi Rusunami Klapa Village, Jakarta, Minggu (28/7/2019). Proses pengajuan permohonan kredit dan pemilihan unit Program Samawa Rumah DP 0 rupiah dimulai Sabtu (27/7/2019) sampai 4 Agustus 2019. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bestari Barus meminta polisi dan Inspektorat DKI kembali mengecek pembeli unit rumah DP 0 Rupiah. Menurutnya, langkah tersebut adalah preventif untuk mencegah hadirnya mafia perumahan.

"Saya kira inspektorat DKI beserta jajaran Polda harus penyelidikan dan investigasi tekait mafia-mafia. Mereka yang menjadi calo pembelian rumah DP 0 Rupiah untuk diperdagangkan suatu saat nanti," kata Bestari saat dihubungi, Senin (29/7/2019).

Berdasar pengalaman kasus rusunami, Bestari menyebut biasanya ada mafia yang kerap membeli unit rumah murah dalam jumlah banyak untuk kembali disewakan dengan harga tinggi.

"Buat disewa-sewain. Itu boleh disebut sebagai mafia. Jadi pemda DKI harus memberantas mafia pembelian rumah DP 0 Rupiah diajukan oleh orang-orang yang berkemampuan tinggi," kata Bestari.

Bestari pun berpesan agar DKI lebih selektif dalam melakukan verifikasi. Setiap warga yang memiliki gaji lebih dari standar tidak boleh memiliki unit rumah murah itu.

"Itu kan diprioritaskan untuk orang-orang berkemampuan rendah. Jadi pada tahapan seleksinya agar pemerintah daerah betul-betul selektif dan mengabaikan orang yang punya kemampuan lebih atau bahkan gajinya di atas 20 juta untuk tidak mengambil di situ,” tandasnya.

Kepala UPT Fasilitasi Pemilikan Rumah Sejahtera, Dzikran Kurniawan menyatakan sejumlah peminat rumah DP 0 Rupiah yang memiliki kendaraan mewah.

Dzikran mengatakan, pihaknya menemukan calon pembeli yang memiliki -kendaraan mewah seperti Alphard hingga Porsche. Hal itu diektahui saat penelusuran aset dan keuangan di Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta. Semua peminat yang memiliki barang mewah tersebut tidak diloloskan oleh tim seleksi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya