Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pembukaan Kongres V PDIP, para peserta dan peninjau Kongres V PDIP mulai tiba di Bali. Panitia Kongres telah bersiap menyambut dan memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh tamu, penggembira termasuk sejumlah tamu VVIP yang hadir saat pembukaan Kongres, 8 Agustus 2019.
Hal ini disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengupdate persiapan akhir menuju pembukaan Kongres V PDIP, Selasa (6/7/2019). Dia beserta sejumlah panitia pun hari ini kembali melakukan pengecekan lokasi dan berkoordinasi dengan seluruh pihak.
Hasto menjelaskan, untuk mengawali rangkaian menuju kongres PDIP, malam budaya akan digelar di Pandawa Stage, Hotel Grand Inna Bali Beach, mulai pukul 18.00 WITA pada Rabu, 7 Agustus 2019.
Advertisement
Nuansa budaya dan kearifan lokal akan kental selama penyelenggaraan Kongres V PDIP. Termasuk saat momen malam budaya akan ada sejumlah sajian tari dilanjutkan dengan doa bersama untuk kelancaran dan kesuksesan Kongres V PDIP yang bertemakan Solid Bergerak untuk Indonesia Raya dengan subtema PDI Perjuangan menuju Partai Pelopor dan Modern.
"Saat Malam Budaya, selain pidato ucapan selamat datang oleh Ketua DPD PDIP Provinsi Bali I Wayan Koster, Ibu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoptri juga dijadwalkan memberikan sambutan," papar Hasto.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Mereka yang Diundang
Hasto menjelaskan total undangan, utusan, dan peninjau pada saat pembukaan berjumlah sekitar 2.200 yang berasal dari DPP Partai, DPD Partai (Ketua, Sekretaris, Bendahara), DPC Partai dan (Ketua, Sekretaris, Bendahara).
Kemudian anggota Fraksi PDI Perjuangan tahun 2014-2019, Badan Pusat PDI Perjuangan (Kepala dan Sekretaris), Sayap Pusat PDI Perjuangan (Kepala dan Sekretaris), Departeman DPP PDI Perjuangan, Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah Kader PDI Perjuangan serta DPLN PDI Perjuangan (Ketua dan Sekretaris).
"Jumlah utusan Kongres dari DPC 1.542 orang dan DPD Partai 102 orang serta DPP partai 27 orang," jelas Hasto.
Hasto juga mengatakan penyelenggaraan Kongres V berkomitmen untuk mendukung kebijakan Partai di dalam menghadirkan lingkungan yang bersih, dan ramah lingkungan. Karena itulah untuk keperluan mimun peserta diberikan tumbler, sedangkan hidangan kuliner tidak memakai bahan plastik sekali pakai.
"Dekorasi dan aksesoris tidak menggunakan bahan plastik atau styrofoam," tambahnya.
Komitmen terhadap lingkungan ini sejalan dengan filsafat dasar kehidupan masyarakat Bali, Tri Hita Karana. Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup yang menjaga seuruh keseimbangan alam raya seisinya.
"Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya," ujar Hasto.
Advertisement