Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan MPR mendatangi kediaman Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri untuk menyerahkan undangan pelantikan presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang. Selain mengantarkan undangan, kedatangn Ketua MPR Bambang Soesatyo dan pimpinan MPR lainnya juga untuk berkonsultasi terkait amandemen terbatas UUD.
"Kita meminta pandangan berdasarkan pengalaman Beliau sebagai Presiden RI yang kelima dalam melaksanakan konstitusi. Umur konstitusi kita sudah 17 tahun dan Bu Mega melaksanakan paling tidak selama 2 tahun. Bu Mega merupakan presiden masa transisi sebagai mandataris MPR yang terakhir," kata Bamsoet usai pertemuan di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019).
Baca Juga
Dia menyebut, dalam pertemuan itu pihaknya sepakat bahwa amandemen akan tetap terbatas dan dibuka sekuas-luasnya untuk menyerap aspirasi masyarakat.
Advertisement
"Diskusi berlangsung hangat dan kita pimpinan MPR Seperti yang kemarin sepakat memberi ruang untuk pembahasan tentang amandemen terbatas kita buka seluas-luasnya kepada masyarakat. Kita ingin masyarakat ikut andil untuk memberikan masukan atas konstitusi yang akan kita jalankan ke depan," ucapnya.
"Terbatas maksudnya adalah lebih kepada perjalanan bangsa kita ke depan dari sisi ekonomi. Bagaimana kita bisa menciptakan ke depan ini suatu hal yang semacam cetak biru atau blue print Indonesia 50-100 tahun ke depan yang semua mengacu pada satu buku induk," imbuh Bamsoet.
Politisi Golkar itu juga memastikan amandemen nanti tidak akan membahas soal perubahan sistem pemilihan presiden.
"Apakah amendemen ini mengubah sistem pemilihan presiden? Tidak. Yang dimaksud perubahan terbatas adalah menyangkut masalah ekonomi dan pembangunan Indonesia dalam 50-100 yang akan datang," tegas Bamsoet.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Terima Kasih Mega
Sementara itu, Megawati mengucapkan terima kasih atas kedatangan pimpinan MPR. Ia juga menyinggung soal pemilihan pimpinan MPR yang sukses melalui musyawarah dan bukan voting.
"Saya tidak akan memberikan apa-apa karena semuanya sudah diborong sama Ketua MPR yang baru Pak Bamsoet, tapi saya sangat berterima kasih karena pada hari ini kami bertemu bersilaturahim dan dengan hangat. Apa tadi yang dikatakan oleh Beliau itu kami lakukan dengan rileks dan terbuka," kata Mega.
"Saya memang mengatakan ketika mau pemilihan pimpinan MPR, saya selalu menekankan kepada Fraksi PDIP untuk tolong didorong mau memilih pemimpin di MPR itu harusnya kolektif kolegial musyawarah untuk mufakat. Karena namanya Majelis Permusyawaratan Rakyat, jadi kalau pakai voting saya bilang itu bukan jalannya Indonesia. Alhamdulillah itu ternyata dapat dilaksanakan dan inilah buktinya hari ini kami berkumpul," tandas Mega.
Advertisement