Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berharap Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi-Maruf kembali memegang kepemimpinan di Asia dan Afrika. Dia mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mewujudkan cita-cita bersejarah itu.
"Oleh karena itu, mari kita kawal tugas sejarah ini. Kita dampingi sebaik-baiknya Pak Jokowi dan Maruf Amin agar kembali kita merebut kepemimpinan di Asia-Afrika sekurang-kurangnya," ujar Hasto di Tugu Proklamasi, Cikini, Jakarta, Minggu (20/10/2019) malam.
Menurut dia, visi Indonesia 2045 yang diusung Jokowi-Maruf merupakan cita-cita besar yang perlu dikawal. Visi ini, lanjut Hasto, senapas juga dengan pidato Bung Karno kala membidani lahirnya Pancasila.
Advertisement
"Dalam pidatonya bahwa Indonesia merdeka itu mempunyai visi internasional, mempunyai visi global, mempunyai cita-cita melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia," tegas Hasto.
Menurut dia, Indonesia dalam bentangan sejarah merupakan pemimpin. Ia mencontohkan, pada tahun 1955 Indonesia telah menjadi pemimpin di antara bangsa di Asia dan Afrika.
"Bayangkan tahun 55 saja kita sudah menjadi pemimpin Konferensi Asia-Afrika, datang ke Indonesia dengan semangat yang luar biasa. Melihat semangat Bandung Lautan Api, melihat semangat Dasa Sila Bandung, bagaimana kita ingin membangun tata dunia baru yang bebas dari penjajahan," pekik Hasto.
Hasto menyakini, di bawah kepemimpinan Jokowi-Maruf Indonesia akan kembali memimpin dalam tataran global. Oleh karena itu, ia meminta para kader PDIP mendoakan keduanya agar bisa menjalankan roda pemerintahan dengan baik.
"Diperlukan kekuatan doa, diperlukan keyakinan, diperlukan kerja keras kita tetapi dalam satu napas kepemimpinan sejak Bung Karno, Ibu Mega dan Pak Jokowi satu tarikan napas untuk kemajuan Indonesia kita," kata Hasto.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Potong Tumpeng
Bagi Hasto, visi Indonesia 2045 Presiden Jokowi yang dibacakan saat pelantikannya di sidang tahunan MPR merupakan visi besar bagi Indonesia. Visi besar ini bukan tanpa tantangan, dalam perjalanan membutuhkan usah yang kuat demi terwujudnya hal itu.
Acara tasyakuran itu kemudian diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin tiga pemuka agama secara bergantian. Yakni Islam, Kristen, dan terakhir Hindu.
Selanjutnya dilakukan pemotongan tumpeng nasi kuning oleh Hasto di hadapan para kader partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.
Advertisement