Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim: Sebenarnya Berat Tinggalkan Gojek

Nadiem rela menerima pinangan Jokowi menjadi menteri untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

oleh Ika Defianti diperbarui 23 Okt 2019, 16:53 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2019, 16:53 WIB
Nadiem Makarim
CEO Gojek Nadiem Makarim tiba di kompleks Istana, Jakarta, Senin (21/10/2109). Kedatangan Nadiem berlangsung jelang pengumuman menteri Kabinet Kerja Jilid II oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri GoJek Nadiem Makarim dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Nadiem mengaku sangat berat hati meninggalkan perusahaan yang telah dirintimya sejak awal, demi menjadi menteri kabinet Indonesia Maju.

"Saya berat hati meninggalkan GoJek yaitu, kayak anak saya, keluarga saya. Saya meninggalkan itu untuk ini (menteri)," kata Nadiem usai dilantik Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Meski begitu, Nadiem rela menerima pinangan Jokowi menjadi menteri untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Dia melihat tantangan pendidikan Indonesia akan semakin sulit. Terlebih, saat ini Pendidikan Tinggi juga masuk ke Kemendikbud.

"Tapi saya harus jujur tantangannya akan luar biasa, di bawah saya itu juga bukan hanya Mendikbud yg traidsional. Tapi juga digabung dengan Dikti, itu semua terintegrated. Tapi itu baik, itu berita baik, karena semua strategi akan terpadu," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Tahu yang Dibutuhkan Indonesia

20160511- Malam penganugerahan GO-VIDEO Competition 2016-Jakarta- Gempur M Surya
Nadiem Makarim, CEO GO-JEK memberi sambutan di malam penganugerahan GO-VIDEO Competition 2016, Jakarta, Rabu (11/5). Kompetisi yang digelar untuk memperingati satu tahun aplikasi GO-JEK ini diikuti lebih dari 600 video. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Meski bukan berasal dari sektor pendidikan, Nadiem merasa dirinya memahami apa yang dibutuhkan bagi Indonesia di masa mendatang.

Pria berusia 35 tahun ini ingin menciptakan pendidikan yang berbasis kompetensi dan karakter bagi seluruh pelajar di Indonesia. 

"Alasannya kenapa saya terpilih walaupun saya bukan dari sektor pendidikan adalah. Saya lebih mengerti apa yang akan ada di masa depan kita," tutur Nadiem

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya