Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta penyelesaian proyek pembangunan hunian tetap (huntap) di Sulawesi Tengah khususnya Duyu-Tondo agar dapat segera diselesaikan. Hal itu disampaikan presiden saat meninjau langsung huntap di dua lokasi tersebut dalam kunjungan kerjanya di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (29/10/2019).
Dalam keterangannya, Jokowi menilai bahwa penyelesaian pembangunan huntap tersebut harus segera diselesaikan mengingat sudah ditunggu-tunggu oleh warga yang terdampak gempa-tsunami-likuifaksi Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu.
"Ini kan sudah ditunggu masyarakat. Jadi saya minta ini segera diselesaikan," kata Jokowi.
Advertisement
Jokowi juga mengakui bahwa perkembangan pembangunan huntap itu sempat mengalami hambatan dikarenakan masalah pembebasan lahan. Namun, mantan Wali Kota Solo itu memastikan bahwa hal tersebut sudah ditangani setelah dirinya menelepon langsung Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil yang diteruskan kepada pemerintah daerah.
"Permasalahan yang selama ini menjadi penghambat dalam proses pembangunan huntap ini kan masalah lahan. Sekarang sudah bisa diselesaikan pemerintah daerah," ungkap Jokowi.
Setelah masalah lahan selesai, kata dia, hal berikutnya yang sedang dikerjakan adalah proses lelang. Setelah proyek pembangunan hunian tetap Duyu selesai, proyek serupa di Kabupaten Sigi juga akan dilelangkan, sebelum kemudian masuk ke tahapan konstruksi.
"Memang ini bukan pekerjaan kecil, ada 11 ribu hunian rumah yang harus kita siapkan, relokasi. Contoh di sini, ini baru yang sudah siap dikerjakan untuk 450 (rumah). Yang di Sigi 1.500 (rumah), tetapi yang dalam proses lelang 500 (rumah). Ini juga semuanya seperti itu," paparnya.
Mengenai soal target pembangunan huntap Duyu-Tondo, Presiden Jokowi memastikan bahwa pembangunannya dapat rampung pada akhir tahun ini. Sedangkan untuk seluruh huntap di Sulawesi Tengah lainnya seperti Huntap Sigi, Hutap Petobo, Huntap Pombewe, dan Huntap Parigi Moutong, Kepala Negara meminta agar dapat dirampungkan sebelum Idul Fitri tahun 2020.
"Saya sudah minta agar proyek huntap Sulawesi Tengah ini bisa rampung pada tahun 2020. Sebelum Idul Fitri tahun depan," tutupnya.
Sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju yang turut mendampingi presiden di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sosial Juliari Batubara, kemudian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, dan Wali Kota Palu Hidayat.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perkembangan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sulteng
Sebagai catatan Perkembangan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Pascabencana di Sulawesi Tengah tahap pertama hingga tanggal 27 Oktober 2019 mencakup target rumah 4.522 unit dengan total biaya anggaran sebesar Rp 235,5 milyar. Sementara itu sebanyak 3.690 unit rumah sudah dalam proses pembangunan dan 49 unit telah selesai dibangun.
Adapun rincian pada tahap pertama ini meliputi dana bantuan darurat yang telah disalurkan untuk Kota Palu sebesar Rp 74,5 miliar. Dari target 1.594 unit rumah, 1.241 unit masih dalam proses pembangunan dan 9 unit telah selesai dikerjakan di Kota Palu.
Selanjutnya di Kabupaten Sigi telah tersalurkan dana sebesar Rp 80,1 miliar. Dengan target 1.602 unit rumah insitu, sebanyak 1.155 unitnya dalam proses pembangunan dan 10 unit telah diselesaikan.
Sedangkan di Kabupaten Donggala dengan dana Rp 38,1 miliar dan target 899 unit rumah, 748 unit rumah insitu masih dalam proses pembangunan.
Kemudian dari dana bantuan darurat sebesar Rp 21,3 miliar untuk Kabupaten Parigi Moulong, kabupaten ini memiliki target rumah insitu sebanyak 427 unit. Saat ini 397 unit masih dalam proses pembangunan dan 30 unit telah selesai dibangun.
Di sisi lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga bekerja sama dengan Universitas Tadulako dalam rangka membantu mewujudkan pemulihan ekonomi masyarakat pascabencana melalui sektor pertanian dan perikanan mulai dari penanaman tanaman produksi seperti tomat, cabai, kangkung, dan budidaya karamba ikan mujair, nila dan lele.
Selain itu BNPB juga melakukan pendampingan terhadap pemberdayaan Usaha Menengah Kredit Mikro (UMKM) seperti kerajinan piring lidi, ikan olahan, tenun subi, produksi minyak kelapa, abon ikan, gula merah hingga rumah produkso meubel.
Advertisement