Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan draf anggaran pengadaan lem Aibon di Pemprov DKI tak hanya sebesar Rp 82 miliar. Draf yang didapat dari berbagai sumber itu tertulis, anggaran pengadaan lem Aibon mencapai Rp 126 miliar.
"Lem Aibon tidak hanya Rp 82 miliar, itu hanya 1 item pengadaan. Tapi kami temukan ada Rp 126,225 miliar dalam 15 pengadaan," kata peneliti ICW Almas Sjafrina di kantornya, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (4/11/2019).
Almas mengungkapkan, anggaran tersebut masuk dalam Biaya Operasional Pendidikan (BOP) sekolah di SMK Negeri Teknologi. Di sana, lem Aibon dianggarkan hingga Rp 33 miliar.
Advertisement
Ternyata, bukan hanya lem Aibon saja, ICW juga menemukan anggaran pengadaan alat tulis pulpen yang berjumlah lebih dari Rp 123 miliar. Dalam data yang diterima ICW, anggaran pulpen itu tembus hingga Rp 678,87 miliar.
Bukan hanya itu, dalam anggaran tersebut juga ditemukan komponen yang dianggap janggal. Karena, ada satu pengadaan lainnya yakni Baliner.
"Ada komponen Baliner, ketika kami googling ternyata itu bolpoin sebanyak 2.016 pengadaannya. Apakah ini masuk akal," ucap Almas.
Selain alat tulis, ICW juga menemukan anggaran lain seperti notebook hingga laptop sebanyak 211 pengadaan dengan jumlah total 21.114 unit. Total anggaran yang ditemukan ICW sebesar Rp 238,6 miliar.
"Terakhir, kami menemukan anggaran F4 ada A3 kertas fotokopi total Rp 212,87 miliar. Apakah DKI memang membutuhkan sebanyak itu kertas?," katanya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Anggaran Janggal Lem Aibon
Sebelumnya, salah satu anggota Fraksi PSI DPRD DKI William Aditya Sarana mengungkap kejanggalan anggaran pembelian lem Aibon Rp 82 Milliar oleh Pemprov DKI Jakarta dalam rancangan KUA-PPAS untuk APBD DKI 2020.
Selain lem Aibon, dia juga menemukan anggaran janggal lainnya yakni pengadaan bolpoin atau pulpen yang mencapai Rp 124 Milliar.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement