Sampaikan Kekecewaan di Konferensi Pers, Rio Capella Digeruduk Kader Nasdem

Acara konferensi pers salah satu pendiri Partai Nasdem Patrice Rio Capella, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, sempat terhenti.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2019, 14:15 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2019, 14:15 WIB
20151130-Sidang-Lanjutan-Jakarta-Rio-Capella-HA
Patrice Rio Capella usai menjalani sidang Pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (30/11). Rio mengakui memerima uang Rp 200 juta dari bekas Sekjen Partai Nasdem dan Evy Susanti melalui anak buah OC Kaligis. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Acara konferensi pers salah satu pendiri Partai Nasdem Patrice Rio Capella, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, sempat terhenti. Pasalnya, Rio yang saat itu sedang mengungkapkan kekecewaannya terhadap Ketua Umum Partai NasDem Surya Surya Paloh, tiba-tiba didatangi Bendahara Umum DPP Partai Nasdem, Ahmad Ali.

Kedatangan Ali setelah mendengar informasi bahwa Rio Capella akan menggelar konfrensi pers (Konpers) di bilangan Cikini untuk menyampaikan kekecewaannya terhadap Surya Paloh. Pantauan merdeka.com, Minggu (10/11/2019), Ali tiba di tengah-tengah Rio Capella menyampaikan kekecewaannya di hadapan awak media.

"Hai Rio, ngapain lo? Sudah lah Rio, nggak usah begitu," teriak Ali ke Rio Capella, di lokasi, Minggu (10/11).

Mendengar teriakan dari arah belakang, Rio pun sempat terhenti menyampaikan kekecewaannya. Selang beberapa menit acara pun selesai dengan alasan Rio kurang enak badan dan langsung keluar dari arena konfrensi pers menuju mobil pribadinya yang sudah menunggu di bawah.

Kepergian Rio sempat diikuti oleh Ali. Ketika turun tangga dari lantai dua, tangan kanan Ali sempat menepuk punggung Rio dengan keras. "Sudah lah Rio, ngapain kau seperti ini?" kata Ali.

"Kenapa memangnya? Saya hanya menyampaikan kekecewaan saya kepada Partai Nasdem. Karena saya berhak menyampaikan itu," jawab Rio.

"Kau berbicara atas nama apa? Kau kan sudah bukan kader Nasdem lagi. Sebutkan dong atas nama partai baru mu itu," kata Ali yang mengikuti Rio dari belakang.

Eggan menimpali Ali, Rio pun bergegas keluar restoran dan langsung menaiki mobil pribadinya.

Tak lama Rio pergi, puluhan kader Nasdem lainnya tiba di lokasi yang dipimpin oleh Ketua DPP Partai Nasdem Zulfan Lindan. Namun, Zulfan yang tiba dengan sejumlah kader Nasdem berseragam Nasdem itu tidak bertemu dengan Rio.

"Saya hanya ingin tahu saja, maksudnya Rio ini apa? Kalau dia bilang Nasdem sudah tidak lagi sejalan dengan Restorasi Indonesia, bukankah dia yang sudah tidak sejalan dengan Restorasi karena dia tertangkap kasus suap 250 juta," kata Zulfan kepada awak media.

"Begini, Rio itu sebenarnya sudah bukan kader partai Nasdem, dia sudah mundur ketika tertangkap kasus korupsi oleh KPK, dia juga sudah menyatakan mundur sebagai anggota DPR dari Nasdem kan, jadi dia atas nama apa bicara tentang partai NasDem. Tadi saya mau ajak ngobrol dia, tapi langsung cabut dia. Saya rasa kekecewaan dia pribadi itu atas dasar ketidaktahuan dia tentang partai Nasdem saat ini," sambung Ali.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sampaikan Kekecewaan

20151207-Sidang-Lanjutan-Jakarta-Rio-Capella-HA
Patrice Rio Capella usai menjalani sidang di Pengadilang Tipikor, Jakarta, Senin (7/12). Rio didenda Rp50 juta subsidair satu bulan kurungan karena menerima suap sebesar Rp 200 juta terkait kasus bansos di Pemprov Sumut. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebelumnya, Rio Capella merasa kecewa atas pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, beberapa waktu lalu. 

"Sangat mengejutkan saat pimpinan Partai NasDem bermanuver menemui dan berkomunikasi dengan pimpinan partai lain di kubu oposisi. Padahal pada saat yang sama, Partai NasDem menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin," kata Rio.

Hal iitu, kata Rio, telah melenceng dari semangat berdirinya Nasdem pada 26 Juli 2011, yang akan membawa perubahan restorasi Indonesia. Menurutnya, Nasdem kini telah berbuah menjadi 'restoran politik'.

"Saya ingin sampaikan bahwa Partai Nasdem saat ini sudah melenceng jauh dari semangat awal pendiriannya pada 26 Juli 2011. Partai Nasdem yang awalnya mengusung salam perubahan restorasi Indonesia saat ini sudah benar-benar berubah menjadi restoran politik," katanya.

"Partai Nasdem kini menjadi restoran politik tempatnya masak-memasak dan goreng menggoreng kepentingan politik yang bukan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan untuk memperjuangkan kepentingan partai, tapi hanya demi keuntungan elite tertentu, kelompok tertentu di internal Partai Nasdem," tegasnya.

Menurutnya, pertemuan Surya Paloh dengan Sohibul Iman telah melanggar norma dan etika berpolitik bahkan sangat memalukan Partai Nasdem.

"Manuver itu sangat memalukan karena Partai Nasdem seolah seperti perusahaan miiik pribadi yang mengasong kepentingan politik," ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya