Tito Sebut Ada Kepala Daerah Minta Tunjangan Naik agar Tidak Korupsi

Tito Karnavian menilai sudah waktunya pilkada langsung dievaluasi karena mendorong kepala daerah untuk korupsi.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Nov 2019, 16:24 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2019, 16:24 WIB
Tito Karnavian Pimpin Apel Perdana di Kemendagri
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan keterangan kepada awak media usai apel seluruh Pegawai Lingkup Kemendagri dan BNPP di halaman kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Dalam apel perdana ini Tito memberikan arahan kepada semua pegawai Kemendagri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, ada kepala daerah yang meminta tunjangan dinaikan demi mengurangi potensi korupsi.

"Pak kasih kita tunjangan, biar korupsinya berkurang potensinya, ada yang menyampaikan demikian," ujar Tito dalam rapat Komite I DPD RI di Kompleks Parlemen, Senin (18/11/2019).

Tito Karnavian menilai sudah waktunya pilkada langsung dievaluasi karena mendorong kepala daerah untuk korupsi.

"Potensi konflik kemudian tindak pidana korupsi, apa mungkin gaji dinaikan kepala daerah terpilih atau dana tunjangan yang diberikan, bukan dana operasional nanti dana operasional takut lagi salah kena lagi kasus, ini beberapa suara dari bupati wali kota menyampaikan itu," ujar Tito.

Tito Karnavian mengatakan, kalau dalam evaluasi Pilkada itu ditemukan pemilihan langsung banyak negatifnya, sistem bisa diubah. Salah satunya sistem asimetris.

Sistem itu jika diterapkan maka ada dua sistem pemilihan kepala daerah yang akan dipakai. Sistem langsung akan digunakan untuk daerah dengan tingkat kedewasaan demokrasi tinggi. Artinya, daerah potensi praktik jual beli suara rendah. Misal di perkotaan.

Pilkada Tak Langsung

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian (tengah). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Sementara, pemilihan tak langsung, menurut Tito bisa diterapkan di daerah yang tingkat kedewasaan demokrasi rendah. Artinya, daerah di mana kepala daerah terpilih karena memberikan uang atau barang kepada pemilih.

"Sehingga alternatifnya asimetris mungkin yaitu di daerah yang indeks democratic maturity tinggi ini pilkada langsung, yang rendah mekanisme lain apakah melalui DPD, DPRD seperti dulu," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya