Tak Mengandung Bahan Peledak, Bagaimana Granat Asap Bekerja?

Granat asap memiliki fungsi sebagai alat isyarat darat atau darat ke udara, penanda zona sasaran atau pendaratan, atau penyembunyi pergerakan tentara

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 03 Des 2019, 15:43 WIB
Diterbitkan 03 Des 2019, 15:43 WIB
Suasana Monas Pasca Ledakan
Petugas berjaga di sekitar kejadian ledakan di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (3/12/2019). Ledakan tersebut diduga berasal dari granat asap dan mengakibatkan dua orang anggota TNI terluka, korban langsung dievakuasi ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Suara dentuman tiba-tiba mengejutkan warga yang tengah beraktifitas di kawasan Monumen Nasional atau Monas, Selasa (3/12/2019). Polisi menduga kuat suara tersebut berasal dari granat asap. Dua orang anggota TNI terluka dalam peristiwa itu.

Mengenai granat asap, Liputan6.com menghimpun keterangan yang pernah digunakan Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih Kolonel Aidi, Desember 2018, untuk menangkis hoaks yang disebar kelompok kriminal bersenjata yang menuduh militer menggunakan senjata berat kepada warga Papua.

Granat asap memiliki fungsi sebagai alat isyarat darat atau darat ke udara, penanda zona sasaran atau pendaratan, atau penyembunyi pergerakan tentara

Aidi mengatakan bahwa granat asap adalah jenis amunisi standar yang juga diproduksi oleh perusahaan alat utama sistem senjata dalam negeri.

Bentuk dari granat asap berbahan selongsong alumunium dan tidak mengandung bahan peledak mematikan. Terkait isi dari selongsong tersebut, berupa bahan kimia yang bereaksi saat pin atau penggalak dibuka maka bereaksi dengan udara akan mengeluarkan asap.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lalu, mengapa bisa meledak?

Suasana Monas Pasca Ledakan
Suasana lokasi kejadian ledakan di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (3/12/2019). Ledakan tersebut diduga berasal dari granat asap dan mengakibatkan dua orang anggota TNI terluka, korban langsung dievakuasi ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Salah seorang personel Gegana Brimob Polri yang meminta namanya disamarkan mengatakan, ledakan pada dasarnya terjadi di setiap granat. Hanya saja daya ledak dengan jenjang berbeda.

Untuk granat asap sendiri disebut tidak mematikan, kendati bila ditangani dengan cara yang salah maka sangat memungkinkan menimbulkan luka.

"Umpamanya seperti petasan, bila dilempar dan meledak mengenai orang kan tidak sampai luka yang bagaimana-bagaimana seperti itu. Tapi bila disulut tapi digenggam dengan tangan tak dilempar, tangan hancur juga kan?," kata salah salah satu anggota tim gegana Polri berpangkat Iptu yang enggan dikutip nama dan jabatannya saat berbincang dengan Liputan6.com di lokasi.

Ledakan di Ring 1, Kapolda Sebut Kejadian Biasa

 Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, kasus granat asap yang meledak di Monumen Nasional (Monas) bukan kejadian luar biasa. Dia meminta kasus ini tidak dibesar-besarkan.

Ledakan yang diduga berasal dari granat asap terjadi di kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Selasa (3/12/2019) sekitar pukul 07.00 WIB. Dari ledakan tersebut, dua anggota TNI yang tengah berolahraga terluka.

"Ini hanya granat asap saja jadi nggak perlu dibesarkan masalah ini," kata Gatot saat konferensi pers di Monas, Selasa.

Gatot meyakinkan, masyarakat agar tetap tenang pascaledakan granat asap. Ia mengatakan, situasi di DKI Jakarta aman.  "Ini kejadian biasa saja," ucap dia.

Gatot menuturkan, pihaknya sedang mendalami dari mana penemuan granat asap tersebut.

"Ini diduga granat asap yang meledak. Mungkin anggota kita barang dari mana kita sedang dalami. Karena masih melakukan pengobatan dan anggota kita mengumpukan informasi-informasi. Barang dari mana, nanti kita sampaikan lebih lanjut," kata Gatot.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya