Usai Kecelakaan Masuk Jurang, Operasional Bus Sriwijaya Dihentikan

Aji mengaku bakal banyak kerugian finansial akibat penghentian seluruh armada bus Sriwijaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Des 2019, 20:33 WIB
Diterbitkan 27 Des 2019, 20:33 WIB
Penumpang Selamat Ungkap Detik-detik Bus Jatuh ke Jurang di Pagar Alam
Para petugas berpengangan tangan agar tidak terseret arus Sungai Lematang Pagar Alam Sumsel, saat pencarian korban Bus Sriwijaya (Dok. Humas Basarnas Palembang / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan Otobus (PO) Sriwijaya memutuskan menghentikan operasional seluruh armadanya usai insiden kecelakaan yang menewaskan 35 korban. Sementara pengemudi, diberikan dispensasi selama tak bekerja.

Perwakilan manajemen bus Sriwijaya, Aji Supriadi mengatakan, kebijakan itu diambil untuk menghormati keluarga yang tengah berduka. Mereka merasa bertanggungjawab meski kejadian itu dianggap sebagai musibah.

"Kami putuskan operasional seluruh armada kami, sebanyak 20 unit rute Bengkulu-Palembang atau sebaliknya, kami hentikan sementara sampai waktu yang tidak ditentukan," ungkap Aji saat dihubungi Merdeka.com, Jumat (27/12/2019).

Aji mengaku bakal banyak kerugian finansial akibat kebijakan itu. Namun, pihaknya lebih memilih mengambil kebijakan manusiawi dibanding keuntungan semata.

"Nilai kerugian belum tahu, bendahara yang ngitungnya. Kemarin ada sekitar 10 pesanan kami cancel," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Berdampak Bagi Karyawan

Banyak Korban Bus Sriwijaya Masuk Jurang Terseret Arus Sungai Pagar Alam
Para korban dievakuasi tidak hanya di dalam Bus Sriwijaya, ada juga yang terseret arus Sungai Lematang Pagar Alam Sumsel (Dok. Humas Basarnas Palembang / Nefri Inge)

Penghentian operasional juga otomatis berdampak bagi karyawan, terutama pengemudi dan kernet. Untuk meringankan beban mereka, manajemen bakal memberikan dispensasi.

"Ya, sudah kami pikirkan itu, tidak mungkin tidak ada tanggung jawab, pasti adalah. Begitu juga dengan keluarga korban, kami berniat ingin membantu," kata dia.

Aji mengakui mayoritas armada beroperasi sejak 1999 atau 20 tahun lalu. Selama itu, ada beberapa bus yang mengalami kecelakaan kecil. Namun untuk kecelakaan yang banyak memakan korban jiwa baru pertama kali terjadi.

"Kecelakaan besar seperti kemarin baru itu saja," pungkasnya.

 

Reporter: Irwanto

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya