Liputan6.com, Jakarta - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Corona yang masuk ruang isolasi RSUD dr Slamet Garut pada Minggu, 8 Maret 2020, dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Senin (9/3/2020) dini hari. Saat itu, tim pengantar pasien terpaksa menggunakan jas hujan karena stok alat pelindung diri (APD) di RSUD dr Slamet Garut habis.
Direktur RSUD dr Slamet Garut yang juga merupakan Penanggung Jawab Tim Penanganan Infeksi Emerging Covid-19 Kabupaten Garut, Husodo Dewo Adi, mengakui hal itu. Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan pasien PDP Corona dirujuk ke RSHS Bandung.
"Kita hanya memiliki stok 20 APD, dan sekarang sudah sudah habis setelah menangani dua pasien yang pemantauan dan pengawasan Corona. Memang stok dari suplier APD ini kosong karena tingginya angka permintaan," ujar Husodo.
Advertisement
Oleh karena itu, kata dia, tim pengantar terpaksa menggunakan jas hujan saat PDP Corona dirujuk ke RSHS Bandung. Walau masih dikatakan aman, namun menurutnya penggunaan APD lebih aman dibandingkan menggunakan jas hujan.
Adapun kondisi terakhir PDP yang dirujuk ke RSHS Bandung, disebut Husodo, pasien masih dalam kondisi demam di atas 38 derajat Celsius dan sesak napas.
"Karena kondisi sesaknya itu juga pasien harus dibantu bernapas menggunakan oksigen," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tentang Pasien
Sebelumnya, seorang warga Garut berjenis kelamin laki-laki yang berusia 42 tahun masuk ruang isolasi corona RSUD dr Slamet Garut, Minggu (8/3) malam. Statusnya saat ini sendiri adalah PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Wakil Ketua Tim Penanganan Inveksi Emerging Covid-19 Kabupaten Garut, dr Zaini Abdillah menyebut pasien tersebut merupakan rujukan dari salah satu klinik di Garut.
"Dari klinik ini aspek penilaian riwayat kontak, perjalanan, dan klinis masuk kategori PDP Corona," ujarnya di RSUD dr Slamet Garut, Senin (9/3) dini hari.
Reporter: Mochammad Iqbal
Sumber: Merdeka
Advertisement