Liputan6.com, Jakarta Seorang mahasiswa asal Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, yang menempuh pendidikan di Yogyakarta dilaporkan terindikasi terpapar virus Corona. Meski demikian, mahasiswa ini tetap nekat mudik melalui jalur tikus setelah mengetahui salah satu temannya meninggal akibat Covid-19.
"Saat ini mahasiswa itu sedang kami isolasi di ruang isolasi menunggu sampai yang bersangkutan sembuh," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langgodai seperti dilansir Antara, Selasa (14/4/2020).
Dia mengatakan, mahasiswa tersebut tak diizinkan masuk ke kampung ataupun rumah saat tiba di kampung halamannya karena indikasi paparan Corona.
Advertisement
Mahasiswa tersebut diminta untuk mengisolasikan diri di tempat isolasi yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lembata. Apalagi, mahasiswa itu sudah terindikasi terpapar virus Corona berdasarkan hasil rapid test di Yogyakarta.
"Kami tak ingin nantinya kejadian seperti di Kota Kupang di mana ada yang terlambat di isolasi dan saat di tes ternyata positif. Kami tak ingin seperti itu," ujar Thomas.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sosialisasi
Â
Pemerintah setempat, kata Thomas, juga melalui gugus tugas penanganan Covid-19 sudah melakukan sosialisasi ke kampung-kampung terkait masalah Covid-19 itu.
Sosialisasi yang dilakukan adalah cara menggunakan masker dan melarang aktivitas yang tak perlu di luar rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pihaknya, lanjut Thomas, sudah menyiapkan tiga lokasi karantina untuk para pemudik yang datang ke kampung halaman di tengah wabah virus korona.
Sejumlah lokasi karantina itu ada di Puskesmas Lewoleba di Desa Pada dan Puskesmas Meru di Desa Balauring. Sementara Gerai Maritim di Pantai Harnus sebagai cadangan.
Advertisement