Mengenang Momen Paus Fransiskus Berdoa di Tengah Pandemi COVID-19

Kecintaan Paus Fransiskus pada umat menjadi paling terasa ketika pembatasan fisik diberlakukan pada semua orang. Masa pandemi COVID-19.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani Diperbarui 24 Apr 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 14:00 WIB
Paus Fransiskus
Paus Fransiskus. (Foto: Instagram @franciscus)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kepergian Paus Fransiskus masih meninggalkan kehilangan besar bagi dunia. Sosoknya yang santun dan bersahaja menorehkan kesan mendalam. Banyak pihak sepakat, beliau ahli dalam menjalin koneksi emosional melalui tindakannya, menghasilkan momen-momen menyentuh hingga viral di media sosial. Sejatinya, Paus Fransiskus tak ubahnya pastor bagi jiwa-jiwa yang terluka.

Dari menghibur bocah lelaki yang ayahnya baru saja meninggal dunia, hingga berkhotbah di St Peter's Square yang sepi saat pandemi, Paus Fransiskus memahami bahwa tindakan serta kata-katanya dapat mewartakan Injil.

Paus Fransiskus senang jika orang-orang dapat saling terkoneksi. Beliau senang dapat menjalin interaksi dengan masyarakat. Hal itu terlihat dari salah satu kebiasaan Bapa Suci setiap Rabu pagi ketika dia mengadakan Audiensi Umum mingguan.

Atau ketika dia terlihat di jendela kantornya di Istana Apostolik Vatikan pada siang hari di hari Minggu untuk doa Angelus. Meski jarak tubuhnya jauh dari Lapangan Santo Petrus yang berada di bawah, dia akan melambaikan tangan dengan hangat dan menyapa banyak kelompok umat Katolik yang berkunjung.

Laman Vatican News menulis, keinginan Sang Paus untuk dekat dengan orang lain mendorongnya melakukan 47 Perjalanan Apostolik, mengunjungi hampir setiap sudut bumi.

Meski demikian, kecintaan Paus Fransiskus pada umat menjadi paling terasa ketika pembatasan fisik diberlakukan pada semua orang. Masa pandemi COVID-19.

Ketika pandemi melanda, Paus Fransiskus merasakan apa yang dirasakan oleh para paus di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 , terkurung di Vatikan karena pada waktu itu Vatikan belum menjadi negara-kota.

Namun, Paus Fransiskus menolak untuk merasa terbelenggu. Dia memanfaatkan komunikasi modern untuk menjangkau umat ketika semua orang berdiam di rumah masing-masing, takut bersentuhan dengan penyakit menular yang melanda.

 

 

Berdoa untuk Masyarakat

Paus Fransiskus
Paus Fransiskus (instagram @franciscus)... Selengkapnya

Setiap pagi, pukul 06.00, Paus Fransiskus merayakan Misa di kapel kediamannya di Casa Santa Marta, yang disiarkan ke seluruh dunia melalui media sosial, televisi, dan radio oleh Dikasteri Komunikasi.

Setiap kali, ia berdoa untuk berbagai sektor masyarakat yang terdampak virus corona dalam berbagai cara, mulai dari perawat dan tenaga kesehatan hingga guru dan narapidana.

Saat umat Katolik di Filipina menyelesaikan makan siang dan umat beriman di California bersiap tidur, Paus akan menjangkau jutaan rumah dan mengingatkan mereka bahwa mereka tidak sendirian, tidak peduli seberapa gentarnya mereka.

 

Berdoa di Tengah Hujan

Kemudian, pada tanggal 27 Maret 2020, ia menggelar Statio Orbis yang belum pernah terjadi sebelumnya sambil berdiri sendirian di Lapangan Santo Petrus yang kosong dan hujan. Sambil memegang monstrans dengan Sakramen Mahakudus, Paus memberkati seluruh dunia di saat putus asa, menghadirkan Kristus sebagai satu-satunya sumber kehidupan dan harapan kita.

Secara bertahap, orang-orang kembali beraktivitas di luar ruangan, dan Paus mulai mengadakan Audiensi Umum mingguan, serta audiensi pribadinya dengan berbagai kelompok. Kerumunan orang kembali menjadi pemandangan yang biasa di Roma, dan bulan-bulan menjaga jarak fisik tersebut justru mendorong Paus Fransiskus untuk mencari orang-orang dengan tekad yang lebih besar.

Selain kepala negara yang melakukan kunjungan rutin ke Vatikan, banyak selebritas datang menemui Paus dari ujung dunia dan berbagi tawa atau berjabat tangan dengannya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya