Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025). Dilansir dari CNBC, Paus Fransiskus meninggal pada usia 88 tahun. Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Farrel dalam sebuah pidato video.
Dilansir dari Antara, pada awal Februari 2025, Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli setelah menderita bronkitis selama beberapa hari. Kondisi klinis pemimpin Gereja Katolik tersebut semakin memburuk, dan pada Selasa 18 Februari 2025. Paus Fransiskus didiagnosis menderita pneumonia. Paus Fransiskus akhirnya pulang ke kediamannya setelah dirawat selama 38 hari.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Paus Fransiskus yang masih dalam masa pemulihan dari pneumonia berat itu sempat menyapa umat dari balkon Basilika Santo Petrus di Vatikan, sebelum menyerahkan penyampaian pesan dan berkat Urbi et Orbi ("Untuk Kota dan Dunia") kepada Kepala Liturgi Kepausan, Uskup Agung Diego Ravelli pada Minggu 20 April 2025.
Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap isu kemanusiaan. Misalnya saja saat pandemi COVID-19 melanda dunia. Ketika itu, ia menentang maraknya informasi palsu atau hoaks dan disinformasi.
Paus Fransiskus menyebut bahawa penyebaran berita palsu dan disinformasi tentang COVID-19 dan vaksin, termasuk oleh media Katolik, adalah pelanggaran hak asasi manusia.
Pernyataan itu dia sampaikan kepada anggota catholicfactchecking.com pada Januari 2022, sebuah konsorsium media Katolik yang lamannya bertujuan untuk "mengklarifikasi berita palsu dan informasi yang menyesatkan" tentang vaksin COVID-19.
"Diberi informasi yang benar, dibantu untuk memahami situasi berdasarkan data ilmiah dan bukan berita palsu, adalah hak asasi manusia. Informasi yang benar harus dipastikan terutama bagi mereka yang kurang memiliki sarana, bagi yang paling lemah, dan bagi mereka yang paling rentan," kata Paus Fransiskus dilansir dari Antara.
Selain itu, Paus Fransiskus juga mengecam penyebaran "infodemik". Menurutnya, hal itu merupakan distorsi realitas berdasarkan ketakutan, berita palsu atau rekaan.
"Berita palsu harus disangkal, tetapi setiap orang harus selalu dihormati, karena mereka sering mempercayainya tanpa kesadaran atau tanggung jawab penuh," tegas Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus Meninggal Dunia Sehari Setelah Paskah
Umat Katolik dan masyarakat internasional tengah berkabung atas wafatnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun, yang diumumkan secara resmi oleh Vatikan pada pagi hari Senin Paskah, 21 April 2025. Kepergian sang pemimpin umat Katolik ini terjadi kurang dari 24 jam setelah kemunculannya dalam perayaan Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Saat itu, Paus Fransiskus masih sempat menyampaikan ucapan “Selamat Paskah” dari balkon Basilika Santo Petrus dengan senyum dan lambaian tangan kepada umat yang memadati lapangan. Meski sambutannya dibacakan oleh seorang ajudan karena kondisi fisik yang melemah, kehadirannya menjadi simbol harapan bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia.
Namun, tak lama setelah penampilan publik terakhir tersebut, Vatikan mengonfirmasi bahwa Paus Fransiskus meninggal dunia pada pukul 07.35 waktu setempat di kediamannya di Casa Santa Marta, menutup satu dekade masa kepemimpinan penuh reformasi dan kasih terhadap kaum tertindas. Dalam sebuah pidato video, Kardinal Farrell mengumumkan kabar duka tersebut.
"Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Fransiskus," katanya, menurut sebuah terjemahan.
"Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih yang universal, khususnya demi mereka yang termiskin dan terpinggirkan," kata kardinal tersebut.
"Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasihan dari Allah Tritunggal."
Advertisement
