Refly Harun: Andi Taufan Harusnya Juga Mundur dari Stafsus Jokowi

Namun, Refly menggarisbawahi yang lebih layak mundur adalah Belva. Mengingat dia sudah menggarap proyek pemerintah.

oleh Yopi Makdori diperbarui 21 Apr 2020, 20:16 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 20:16 WIB
Andi Taufan Garuda Putra
Andi Taufan Garuda Putra. Dok: Amartha

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Hukum Tata Negara Refly Harun menilai keputusan Belva Devara mundur dari jabatan staf khusus presiden sudah tepat. Dan sudah seharusnya stafsus milenial lainnya yang diduga terlibat konflik kepentingan, yakni Andi Taufan Garuda Putra juga mundur mengikuti jejak Belva.

"Ya harusnya mundur juga. Karena dia kan melanggar etika," kata Refly kepada Liputan6.com, Selasa (21/4/2020).

Namun, Refly menggarisbawahi yang lebih layak mundur adalah Belva. Mengingat dia sudah menggarap proyek pemerintah.

Karena dia kan menggarap proyek pemerintah. Jauh lebih baik begitu," terangnya.

Ia mengatakan, apa yang dilakukan kedua staf khusus ini merupakan pelanggaran etika berat.

"Karena dia sudah melanggar etika pejabat publik. Dia melakukan hal yang bukan kewenangan dia. Dia menunjuk perusahannya sendiri. Karena itu dia (Andi Taufan) pun harus mengundurkan diri," tandasnya.

Sebelumnya diketahui, beredar surat dari Andi Taufan di media sosial yang ditujukan kepada seluruh camat di Indonesia. Surat bernomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 dengan kop Sekretaris Kabinet berisikan kerja sama sebagai relawan desa lawan Covid-19.

Dalam surat itu, Andi menjelaskan bahwa PT Amartha Mikro Fintek terlibat dalam program Relawan Desa Lawan Covid-19 yang diinisiasi Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Andi Minta Maaf

Andi Taufan adalah CEO PT Amartha yang bergerak di bidang pemberdayaan dan pembangunan UMKM melalui sistem Peer to Peer Landing.

Surat berisi program bertajuk Kerja Sama Sebagai Relawan Desa Lawan Covid-19 itu akan dijalankan untuk area Jawa, Sulawesi dan Sumatra. Kerja sama yang dimaksud mencakup perihal edukasi Covid-19 dan pendataan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) Puskesmas

Pada 14 April, Andi pun mengaku mencabut surat tersebut dan meminta maaf atas kesalahannya itu.

"Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut," kata Andi Taufan dalam surat terbuka yang diterima, Selasa (14/4/2020).

Dia menjelaskan, surat tersebut bersifat pemberitahuan dan dukungan kepada program desa untuk melawan Covid-18 yang diinisiasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Taufan juga menjelaskan tidak ada maksud buruk dalam surat tersebut.

"Melalui dukungan secara langsung oleh tim lapangan Amartha yang berada di bawah kepemimpinan saya," jelas Andi Taufan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya