Gerakan Kurva Landai Jadi Solusi Turunkan Kasus Corona, Begini Caranya

Semua orang memiliki peran penting untuk menentukan kurva angka orang terkonfirmasi positif corona.

oleh Yopi Makdori diperbarui 10 Mei 2020, 06:55 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2020, 06:55 WIB
Wiku Adisasmito
Di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020), Ketua Tim Pakar Gugur Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan hand sanitizer dalam surat edaran BPOM sesuai anjuran WHO. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Pakar Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, cara untuk mengurangi angka penambahan kasus virus corona adalah dengan melakukan Gerakan Kurva Landai.

Gerakan tersebut melibatkan kepedulian semua orang untuk tidak tertular dan menulari virus SARS-Cov2 atau corona jenis baru.

“Maka kita harus tahu dan paham bahwa satu-satunya cara untuk melandaikan kurva adalah memastikan bahwa kita tidak menularkan (virus) dan orang lain tidak menularkan kepada kita dengan mengubah perilaku,” ujar Wiku dalam dialog bertema 'Gerakan Kurva Landai' di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (9/5/2020).

Dikatakan Wiku, tentunya hal itu harus diimbangi dengan perubahan perilaku dan kesadaran masing-masing untuk melakukan anjuran protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, jaga jarak, menggunakan masker, serta menjaga imunitas tubuh.

Wiku optimistis apabila seluruh masyarakat melaksanakan Gerakan Landai Kurva, maka Indonesia segera terbebas dari penularan virus corona jenis baru tersebut.

“Kalau kita semua melakukan hal yang sama, maka virus itu tidak akan mampu menulari antarmanusia,” jelas Wiku.

Wiku menuturkan, bahwa semua orang memiliki peran penting untuk menentukan kurva angka orang terkonfirmasi positif corona Covid-19. 

“Sebenarnya yang bisa melandaikan termasuk kapannya adalah kita semua. Kita harus bersama-sama bergerak,” kata Wiku.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Gejala Corona Paling Umum

Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) pada layar pemantau di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Sampai hari ini, Posko COVID-19 DKI Jakarta terlah dihubungi 3.580 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut data yang dikumpulkan dalam platform Bersatu Lawan Covid-19, maka didapatkan gambaran bahwa gejala yang paling umum apabila seseorang terinfeksi virus adalah adalah batuk, kemudian demam, sakit tenggorokan, gangguan pernapasan, dan letih lesu.

“Batuk ini yang paling tinggi. Kemudian demam,” jelas Wiku.

Selain itu gambaran lainnya adalah faktor usia. Data yang selama ini diperoleh bahwa ternyata usia rentan adalah di atas 45 tahun. Kasus-kasus yang meninggal ada dalam parameter usia tersebut dengan persentase hingga 85 persen, dan yang paling banyak di atas 60 tahun.

Kemudian ada pula faktor komorbiditas atau penyakit penyerta yang kemudian membuat seseorang mudah tertular dan memperparah keadaan, adalah hipertensi, diabetes melitus, jantung, paru-obstruktif kronis. Sehingga dalam hal ini setiap orang harus berperan aktif menjaga diri dan melindungi mereka yang memiliki riwayat penyakit penyerta.

“Harus betul-betul berhati-hati. Anggota masyarakat lainnya harus turut melindungi bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta,” imbau Wiku.

Berdasarkan catatan sekitar 60 persen yang positif adalah berjenis kelamin laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Laki-laki menjadi kelompok paling rentan karena mobilitas tinggi daripada perempuan.

"Maka dari itu kita harus jaga jarak dan harus disampaikan (dengan data) seperti ini,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya