Liputan6.com, Jakarta - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat, sebanyak 39 ribu data penyelidikan epidemiologi lewat sistem informasi terintegrasi yakni Bersatu Lawan Covid-19 (BLC). Data tersebut menjadi landasan pemulihan aktivitas masyarakat selama pandemi virus corona Covid-19.
Pakar Informatika Penyakit Menular dan Epidemiologi Gugus Tugas Covid-19, Dewi Nur Aisyah menyampaikan, pelaporan data dari daerah ke pusat menjadi lebih cepat lewat BLC.
"Sampai dengan hari ini, sistem Bersatu Lawan Covid-19 telah mencatat sebanyak 39.000 data penyelidikan epidemiologi," tutur Dewi di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (31/5/2020).
Advertisement
Menurut Dewi, catatan tersebut dapat memaksimalkan kinerja untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait risiko maupun daerah rawan yang ada di sekitarnya.
Data penyelidikan itu dikumpulkan dari sebaran Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), pasien positif, kontak erat pelaku perjalanan yang didapatkan dari Puskesmas, Rumah Sakit (RS), dan Dinas Kesehatan.
"Data dari sistem tersebut juga diintegrasikan dengan RS online di bawah koordinasi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI," jelas dia.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Target Kasus Turun 50 Persen
Dewi menyebut, pemerintah telah menargetkan penurunan kasus Covid-19 hingga 50 persen. Catatan di BLC mulai dari ODP, PDP, pasien sembuh, hingga yang meninggal karena corona pun harus dipantau setiap minggunya.
Sementara untuk jumlah spesimen kasus positif yang diperiksa oleh laboratorium, targetnya diharapkan hanya mencapai lima persen.
"Targetnya adalah yang positif hanya 5 persen, jika yang positif mencapai 5 persen maka menunjukkan bahwa sudah baik, penularan yang ada di masyarakat dapat terkontrol dengan baik," Dewi menandaskan.
Advertisement