Survei: Elektabilitas Ganjar dan Ridwan Kamil Naik Lantaran Tangani Covid-19

Burhanudin menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih yang tertinggi.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 08 Jun 2020, 03:31 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2020, 03:31 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (sumber foto : Humas Pemprov Jabar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei mengenai dampak politik dan ekonomi wabah Covid-19. Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi menyampaikan, dampak penanganan wabah Covid-19 berimplikasi pada elektabilitas pejabat daerah jika dikaitkan dengan Pilpres 2024.

"Covid-19 punya dampak mengubah peta elektoral karena bisa menjadi pertarungan kepala daerah untuk menunjukkan taringnya. Akibatnya, feasibility (kelaikan) capres yang tidak berasal dari kepala daerah jadi berkurang," ujar Burhanudin dalam keterangannya, Minggu (7/6/2020).

Burhanudin menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih yang tertinggi. Namun, menurutnya elektabilitas Prabowo turun jadi 14 persen meskipun dia masih berada di peringkat pertama capres jika pilpres digelar hari ini.

Sementara itu, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo naik dua persen dari 9,1 persen pada Februari 2020. Kemudian setelah pandemi Covid-19 menjadi 11,8 persen pada Mei 2020.

"Anies Baswedan di Februari 12 persen kemudian jadi 10 persen. Ridwan Kamil naik cukup tajam," kata Burhanudin.

Selain itu, elektabilitas Ridwan Kamil pada Februari 2020 atau sebelum pandemi yaitu 3,8 persen. Setelah mewabahnya pandemi karena menangani penyebaran Covid-19 naik menjadi 7,7 persen.

1.200 Responden

Secara umum, Burhanudin menyebut elektabilitas 5 besar tertinggi jika pilpres digelar saat ini yaitu pertama, Prabowo, kemudian Ganjar Pranowo, Anies Baswedan Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno. Dia menilai, elektabilitas Prabowo, Ganjar dan Anies cukup signifikan.

"Prabowo, Ganjar, Anies yang elektabilitasnya tidak beda signifikan," beber Burhanudin.

Indikator Politik Indonesia melakukan survei terkait persepsi publik penanggulangan Covid-19 dan implikasi politiknya pada 16 hingga 18 Mei 2020 lalu.

Survei menyasar 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya