Fadjroel Sebut Pemerintah Sudah Punya Cara Antisipasi Gelombang Kedua Covid-19

Pemerintah, kata Fadjroel, selalu memegang prinsip epidemiologis sebagai ukuran menangani corona. Yaitu dengan cara tracing, testing dan treatment.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2020, 04:37 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 04:37 WIB
Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rahman (Liputan6.com/ Novia Harlina)
Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rahman (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) Fadjroel Rachman, mengatakan, fasilitas dalam pengananan Covid-19 di Tanah Air sudah memiliki kemajuan. Hal itu juga bisa sebagai bekal pemerintah apabila gelombang kedua corona terjadi di Indonesia.

"Pemerintah paling tidak dengan terus menerus tetap menyiapkan progres, rumah sakit rujukan makin meningkat, laboratorium Covidnya sudah 220 kemudian uji spesimennya terus meningkat, mungkin nanti 20.000, 30.000, 40.000, 50.000 itu makin meningkat progresnya," kata Fadjroel saat live IG bersama merdeka.com, Kamis (25/6/2020).

Pemerintah, kata Fadjroel, selalu memegang prinsip epidemiologis sebagai ukuran menangani corona. Yaitu dengan cara tracing, testing dan treatment.

Gugus tugas nasional, lanjut dia, juga sudah menyelesaikan satu integrasi data terpadu yaitu aplikasi Bersatu Lawan Covid (BLC). Sehingga, semua data dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten kota, provinsi, kecamatan, puskesmas hingga laboratorium.

"Semuanya masuk tunggal dalam satu data di Gugus Tugas, jadi information leadership itu betul-betul sekarang diupayakan sehingga terintegrasi dan semua orang bisa melihat setiap saat melalui BLC," ucapnya.

Dia bilang, pemerintah juga melakukan komunikasi menggunakan model pentahelix. Menurut Fadjroel, dalam komunikasi krisis masalah yang kerap dihadapi ialah ketidakpastian data, ketidakpastian regulasi dan ketidakpastian kebijakan.

"Tapi insya Allah gelombang kedua Covid-19 ini kalau kita melihat proses yang sekarang terjadi, tampaknya kesiapan yang diberikan pemerintah bisa mengatasi sehingga tidak muncul gelombang kedua," tuturnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Soal Herd Immunity

Fadjroel menambahkan, pemerintah menolak cara herd immunity bila gelombang kedua corona muncul. Sebab, pemerintah tidak ingin masyarakat diabaikan dalam menghadapi corona.

"Lalu herd imunity, biarin aja siapa yang kuat dia hidup, siapa yang tidak kuat dia meninggal, dan pemerintah tidak mau, karena pesan konstitusi jelas melindungi bangsa Indonesia, karena itu herd immunity itu diabaikan," pungkasnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya