Ketua MPR: Pemulihan Ekonomi Sulit Dimulai Jika Jawa Gagal Kendalikan Covid-19

Bamsoet meminta aparatur pemerintah daerah di pulau Jawa harus bekerja lebih keras mengajak masyarakat mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 19 Jul 2020, 12:25 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2020, 12:19 WIB
Bamsoet
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjadi pembicara kunci dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan Posbakum Golkar di Jakarta, Selasa (12/11/2019). Diskusi tersebut membahas mengangkat tema 'Golkar Mencari Nakhoda Baru'. (Liputan6.co/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan upaya pemulihan ekonomi tidak bisa dimulai jika kota-kota di pulau Jawa yang notabene adalah pusat ekonomi terus gagal menurunkan angka penularan Covid-19.

Ia meminta aparatur pemerintah daerah di pulau Jawa harus bekerja lebih keras mengajak masyarakat mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan.

Sebagaimana catatan BPS akhir 2019 lalu, pulau Jawa masih menjadi mesin utama yang memacu pertumbuhan ekonomi nasional, disusul Sumatera. Kontribusi Pulau Jawa terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 59 persen.

"Kalau kota-kota di Jawa terus bergulat dan gagal menurunkan angka penularan Covid-19, itu menjadi penanda sangat jelas bahwa perekonomian nasional sedang menghadapi masalah teramat serius. Sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal kedua ini akan tumbuh minus 4,3 persen," ujar Bamsoet di Jakarta, Minggu (19/7/20202).

Mantan Ketua DPR RI ini menuturkan, fakta Jawa sebagai mesin utama perekonomian negara dan memburuknya kinerja ekonomi pada kuartal II 2020 itu patut digarisbawahi oleh semua kepala daerah di pulau Jawa. Prospek pemulihan ekonomi nasional benar-benar ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan kota-kota di Jawa menurunkan angka penularan Covid-19.

"Memasuki pekan ketiga Juli 2020 ini, tampak begitu nyata bahwa upaya pemulihan masih sulit untuk dimulai. Hingga akhir pekan lalu, DKI Jakarta bersama Jawa Tengah dan Jawa Timur terus mencatatkan jumlah kasus Covid-19 terbanyak. Konsekuensinya, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pun terus diperpanjang," kata Bamsoet.


Pengusaha Ragu Awali Bisnis

Selain itu, ia menyebut peningkatan signifikan kasus Covid-19 di Jawa dan perpanjangan periode PSBB pasti berdampak psikologis terhadap seluruh masyarakat. Banyak kalangan, termasuk pebisnis dan pedagang, ragu-ragu untuk memulai lagi kegiatan usaha mereka dan membuat jutaan pekerja belum bisa kembali bekerja.

"Kepala daerah harus melihat persoalannya dengan lebih komprehensif. Setiap kebijakan atau langkah harus terfokus pada dua target. Pertama, upaya menurunkan angka penularan Covid-29. Kedua adalah upaya pemulihan ekonomi di daerahya masing-masing," pungkas Bamsoet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya