Pemprov Jabar Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka di Zona Hijau

Menurut dia, pemberlakuan KBM tatap muka pun harus secara bertahap mulai dari tingkat SMA sederajat.

oleh Muhammad Ali diperbarui 27 Jul 2020, 06:56 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2020, 06:51 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menghadiri Rapat Evaluasi dan Monitoring bersama Gugus Tugas Covid-19 Cianjuar di Pendopo Bupati Cianjur, Jumat (24/7/2020). (Foto: Humas Jabar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov Jabar segera memberlakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah dengan syarat sekolah tersebut berada di kecamatan yang statusnya zona hijau.

"Pemerintah kota dan kabupaten bisa membuka kembali KBM tatap muka, tetapi sekolah tersebut harus berada di kecamatan yang statusnya zona hijau atau dengan kata lain tidak bisa langsung serentak," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Sukabumi, Sabtu 25 Juli 2020.

Menurut dia, pemberlakuan KBM tatap muka pun harus secara bertahap mulai dari tingkat SMA sederajat. Jika hasil evaluasi bagus maka dilanjutkan ke tingkat SMP, SD hingga pendidikan anak usia dini (PAUD).

Namun demikian, sekolah yang sudah siap melaksanakan KBM tatap muka harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan guru, pelajar maupun warga sekolah lainnya agar tidak tertular COVID-19.

Selain itu, untuk menghindari kerumunan di sekolah, pihak sekolah bisa melakukan shifting jadwal masuk dan tidak bisa memaksa seluruh pelajar masuk sekolah untuk melaksanakan KBM tatap muka, jika ada orang tua murid yang masih khawatir akan kesehatan putra-putrinya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Patuhi Protokol Kesehatan

Lanjut dia, meskipun ke depannya KBM tatap muka bisa dilaksanakan, tetapi ia meminta komitmen dari seluruh pihak untuk bersama menangani COVID-19 minimalnya patuh dan taat dalam melaksanakan protokol kesehatan di masa normal baru ini.

"KBM harus mengedepankan protokol kesehatan di sekolah, maka dari itu kepala sekolah harus mengontrol pelaksanaan KBM dan harus menyediakan berbagai peralatan sebagai upaya pencegahan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19," kata dia yang dikutip dari Antara.

Kang Emil sapaan akrabnya mengatakan sesuai kesepakatan proses pembelajaran di kelas harus dibatasi dan bergiliran seperti setengah di sekolah dan setengah lagi di rumah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya