16 Orang Terkena Panah dalam Perang Antarkampung di Jayawijaya

Polisi telah menempatkan bendera merah putih sebagai batas agar kedua kelompok tidak melewati batas dan bertemu.

oleh Rinaldo diperbarui 12 Sep 2020, 10:27 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2020, 10:16 WIB
Perang Antar Suku
Polisi harus mendirikan pagar pengaman guna memisahkan dua suku yang tengah bertikai di Timika, Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 16 orang di Kabupaten Jayawijaya, Papua, dilaporkan mengalami luka-luka terkena panah saat terlibat perang tradisional yang terjadi antara warga Kampung Wukahilapok dan Kampung Meagama.

"Korban dari dua kelompok itu. Pada Kamis (10/9/2020) korban sebanyak 11 orang dan Jumat (11/9/2020) korban lima orang, sehingga total ada 16 orang luka-luka. Dokter berhasil mengeluarkan serpihan mata panah dari tubuh korban," kata Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen di Wamena, Jayawijaya, Sabtu (12/9/2020).

Menurut dia, sebagian besar warga yang terkena panah saat ini dirawat di kampung masing-masing.

"Keluarganya tetap ngotot untuk bawa pulang ke rumah (Tidak dirawat di RSUD). Jadi sudah dibawa pulang ke rumah untuk dirawat di rumah," kata Dominggus seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan, personel kepolisian harus melerai dua kelompok yang berperang ini dengan mengeluarkan tembakan peringatan, termasuk terus menyampaikan imbauan untuk menghentikan perang.

Kapolres mengatakan personel kepolisian telah menempatkan bendera merah putih sebagai batas agar kedua kelompok tidak melewati batas dan bertemu, dan pada Sabtu (12/9/2020) polisi tetap ditempatkan di lokasi.

"Tetapi pada sore kemarin, karena di hutan situ sudah gelap sehingga ada dari salah satu pihak membakar beberapa rumah tradisional (honai) lagi," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tetap Mempersenjatai Diri

Berdasarkan pantauan, ada kelompok warga yang terlibat perang tidak terlalu mempedulikan keberadaan polisi. Mereka tetap siaga dan membekali diri dengan senjata tajam tradisional seperti panah dan busur, parang, dan tombak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya